Pagi ini rasanya terharu banget waktu tiba-tiba suami mengelus kepala
saya, bukan hal yang luar biasa juga soalnya suami memang cukup sering mengelus
kepala dan saya pun sangat senang dengan perlakuannya, saya merasa sangat
disayang saat dielus. Hal luar biasanya yang membuat saya terharu adalah saat
mengelus kepala saya suami berbisik, “Makanan
yang semalem buat kamu uda dimakan adek”. Aku tersenyum dan menjawab, “Iya, nggak papa”. Tapi jujur, saat
melihat suami ada perasaan perih, sedikit terharu, saya tahu pasti ada perasaan
kecewa yang suami rasakan. Sejak semalam suami sudah ‘kehilangan’ 2 jenis makanan
yang sebenarnya ingin diberikan kepada saya, sebagai wujud cinta dan
perhatiannya pada istri.
Ah..melankolis sekali saya, air mata tak mampu saya bendung melihat
kekecewaan di matanya, tapi saya tak mau suami melihat air mata saya menetes.
Ini bukan tentang nilai makanannya, tapi soal usaha suami. Usaha suami untuk
istrinya, untuk membahagiakan, untuk mewujudkan rasa cintanya. Saya jadi
teringat tentang beberapa hal yang sebelumnya saya tak mengerti maksud suami.
Dulu sebelum menikah, (calon) suami saya telepon, dia meminta saya
untuk menghafalkan nomer hp nya, setengah memaksa, dia mengajari saya cara
cepat untuk menghafalkannya. Alhamdulillah, tak butuh waktu yang lama saya pun
bisa menghafalkannya. Waktu itu saya mau melakukannya hanya demi menghormati
dan membalas perhatiannya, karena tanpa saya minta dia sudah menghafal nomer
saya. Saat hp saya tertinggal atau saat hp suami hilang, manfaat dari menghafal
nomer pasangannya baru saya rasakan. Saya jadi mengerti, suami ingin dia lah
yang saya hubungi di saat-saat genting dan sangat butuh bantuan. Dia ingin saya
menjadikan dia sebagai prioritas dalam segala keadaan, begitu pun sebaliknya.
Ketika suami marah karena saya sering menunda waktu makan, awalnya
saya ingin membalasnya dengan kemarahan. Dari dulu, sejak sebelum menikah, saya
memang terbiasa makan telat, bahkan saya leih memilih tidur dulu daripada
makan. Ah, tapi lagi-lagi saya dibuat menangis tersedu-sedu, suami saya sangat
mencintai saya dan tak ingin saya sakit, sama halnya saat dia rela tidur di
ruang tv demi mencegah saya tertular flu karena suami sedang mengidap flu
berat.
Ah..memang terkadang saya yang kurang peka dengan perhatian dan cara
suami mencinta.
Maaf ya mas, saya masih harus banyak belajar untuk menjadi istri yang
baik untukmu. Terima kasih untuk segala cintamu, I love you more than I can say
:*
So sweet banget mb :)
BalasHapus