Kamis, 11 September 2014

caraku mencintai suami (3)

Pagi ini rasanya terharu banget waktu tiba-tiba suami mengelus kepala saya, bukan hal yang luar biasa juga soalnya suami memang cukup sering mengelus kepala dan saya pun sangat senang dengan perlakuannya, saya merasa sangat disayang saat dielus. Hal luar biasanya yang membuat saya terharu adalah saat mengelus kepala saya suami berbisik, “Makanan yang semalem buat kamu uda dimakan adek”. Aku tersenyum dan menjawab, “Iya, nggak papa”. Tapi jujur, saat melihat suami ada perasaan perih, sedikit terharu, saya tahu pasti ada perasaan kecewa yang suami rasakan. Sejak semalam suami sudah ‘kehilangan’ 2 jenis makanan yang sebenarnya ingin diberikan kepada saya, sebagai wujud cinta dan perhatiannya pada istri.

Ah..melankolis sekali saya, air mata tak mampu saya bendung melihat kekecewaan di matanya, tapi saya tak mau suami melihat air mata saya menetes. Ini bukan tentang nilai makanannya, tapi soal usaha suami. Usaha suami untuk istrinya, untuk membahagiakan, untuk mewujudkan rasa cintanya. Saya jadi teringat tentang beberapa hal yang sebelumnya saya tak mengerti maksud suami.

Dulu sebelum menikah, (calon) suami saya telepon, dia meminta saya untuk menghafalkan nomer hp nya, setengah memaksa, dia mengajari saya cara cepat untuk menghafalkannya. Alhamdulillah, tak butuh waktu yang lama saya pun bisa menghafalkannya. Waktu itu saya mau melakukannya hanya demi menghormati dan membalas perhatiannya, karena tanpa saya minta dia sudah menghafal nomer saya. Saat hp saya tertinggal atau saat hp suami hilang, manfaat dari menghafal nomer pasangannya baru saya rasakan. Saya jadi mengerti, suami ingin dia lah yang saya hubungi di saat-saat genting dan sangat butuh bantuan. Dia ingin saya menjadikan dia sebagai prioritas dalam segala keadaan, begitu pun sebaliknya.

Ketika suami marah karena saya sering menunda waktu makan, awalnya saya ingin membalasnya dengan kemarahan. Dari dulu, sejak sebelum menikah, saya memang terbiasa makan telat, bahkan saya leih memilih tidur dulu daripada makan. Ah, tapi lagi-lagi saya dibuat menangis tersedu-sedu, suami saya sangat mencintai saya dan tak ingin saya sakit, sama halnya saat dia rela tidur di ruang tv demi mencegah saya tertular flu karena suami sedang mengidap flu berat.

Ah..memang terkadang saya yang kurang peka dengan perhatian dan cara suami mencinta.

Maaf ya mas, saya masih harus banyak belajar untuk menjadi istri yang baik untukmu. Terima kasih untuk segala cintamu, I love you more than I can say :*