Selasa, 30 Oktober 2012

teruntuk calon suamiku


Di mana pun kamu berada, aku cuma pengen kamu tau, hari ini aku dikasi contoh undangan pernikahan, bentuknya unik, dibuat semacam pasport gitu, ini gambarnya:


Kamu tau apa yang aku pikirkan saat ini???
Aku ingin tau apa yang sedang kamu lakukan, aku ingin tau apakah kamu juga sedang melakukan apa yang sedang aku lakukan?

Di sini, dalam penantian ini, aku sedang terus memperbaiki diri, saat ini aku sedang belajar tentang hadits, bukan hal yang memalukan buat aku dalam usia segini aku belajar hadits dari awal. Karena ternyata masih terlalu banyak yang belum aku ketahui. Justru bakal memalukan jika kelak kamu sudah menjeputku tapi aku belum sempat belajar. Kemaren yang aku tau hanya hadits shahih, hadits hasan, hadits dho’if dan hadits ma’udhu. Sekarang aku mulai paham, selain hadits mutawatir ada hadits ahad. Ilmu ini kelak yang akan aku sampaikan untuk putra-putri kita.

Aku harap, di mana pun kamu berada saat ini, kamu pun sedang terus belajar.
Sungguh, aku tak ingin melihatmu justru sedang sibuk dengan urusan dunia yang tak berguna. Aku akan sangat cemburu bila saat ini kamu sedang berakrab ria dengan wanita lain, meski kamu nantinya akan menjelaskan bahwa mereka hanya teman2 mu, tapi sungguh, aku tak pernah rela. Sekalipun kamu melakukannya hanya sebatas di dunia maya. Asal kamu tau, kelak ketika kamu sudah menjemputku, aku akan memberikan semua ID yang aku punya di dunia maya dari FB, twitter, ymail, gmail, email ovi, 4shared, whatsapp, kaskus sampai blog ini juga. Jadi, tak ada sedikit pun yang aku sembunyikan dari mu, kelak kamu bisa membaca semua yang ada dalam akun ku.

Kamis, 18 Oktober 2012

Ujian untuk qt yang mengaku muslimah

Pernahkah ngrasa dongkol binti kecewa berat pengen nangis gara2 tinggal beberapa menit atau bahkan tinggal beberapa detik lagi memasuki waktu berbuka puasa, eh..tiba2 WAJIB berbuka ?

Atau pernahkah ngrasa kecewa beratttttttt, lagi semangad2nya ibadah, baik shalat sunnah maupun shalat wajib, tilawah termasuk puasa juga, eh..tiba2 harus di stop dulu ?
MasyaAllah, rasanya nggak relaaaaaa, terutama yang berkaitan ama puasa, apalagi kalo puasa wajib, berarti mesti bayar hutang puasa di lain hari ini.. :’(
Ah, buat para Lelaki seh nggak bakal ngrasain perasaan seperti ini..

Yeuph, inilah salah satu ketentuan dari Allah yang jadi ujian bagi wanita muslimah.
Setiap yang mengaku muslimah, harus tunduk patuh pada syariat ini, ketika si tamu datang, kapan pun waktunya kita tidak boleh melakukan ibadah yang ada rukun suci dalam pelaksanaannya.

Perasaan kecewa sih wajar, asal tindak lanjutnya tidak membahayakan aqidah kita.
Sikap ridho sepenuhnya atas ketentuan dari Allah harus dan wajib kita kedepankan, karena percaya kepada qadha (ketentuan) Allah swt. adalah salah satu rukun iman. Merasa ridho dengan apa yang terjadi terhadap diri kita, karena semuanya itu adalah kehendak Allah. Bisa jadi, apa yang tidak baik menurut pandangan kita, justru membawa kebaikan untuk kita. Begitu pula sebaliknya. Allah lebih tahu apa yang baik dan buruk untuk diri kita.

Allah berfirman, ‘… Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia membawa kebaikan untukmu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia membawa keburukan untukmu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui’. (Q.s. al-Baqarah/2: 216)
Oleh karena itu, orang yang beriman kepada qadha Allah, maka ia akan bersabar , dalam hal ini sabar kita adalah sabar dalam ketaatan.

Apa pun yang terjadi di dunia dan yang menimpa diri manusia pasti telah digariskan oleh Allah Yang Mahakuasa dan Yang Mahabijaksana. Semua telah tercatat secara rapi dalam sebuah Kitab pada zaman azali. Kematian, kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan sesuai ketentuan-ketentuan ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh manusia, termasuk datangnya tamu bulanan bagi wanita.
Dengan bekal keyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh Allah, maka kita nggak boleh frustasi, marah, jengkel bahkan sampai mengumpat.

Perhatikan beberapa ayat Allah dan hadits Rasul berikut ini.

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” [QS. Al-Hadiid (57): 22-23]

“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).” [QS. Al-An’aam (6): 59]


“Sekiranya Allah swt. menyiksa penduduk langit dan bumi, maka Dia sungguh melakukannya tanpa menzalimi mereka. Dan sekiranya Dia mengasihi mereka, maka rahmat-Nya lebih baik daripada amal mereka. Dan sekiranya kamu memiliki emas seperti Gunung Uhud atau semisalnya, lalu kamu infakkan di jalan Allah, maka Dia tidak akan menerimanya sehingga kamu beriman terhadap qadar dan kamu mengetahui bahwa apa yang ditakdirkan menimpamu tidak akan meleset darimu dan apa yang ditakdirkan bukan bagianmu tidak akan mengenaimu, dan sesungguhnya jika kamu mati atas (aqidah) selain ini, maka niscaya kamu masuk neraka.” (HR. Ahmad, dari Zaid bin Tsabit)

So, mari belajar ekstra sabar untuk segala ketentuan dari Allah, termasuk untuk masalah yang satu ini.. ;)

Selasa, 16 Oktober 2012

Akuntabilitas Lembaga ZIS


*Maaf, semoga ini tidak menjadikan riya’

Saya hanya mau berbagi, ini contoh tanda terima infaq dari suatu lembaga ZIS bagi para donaturnya. Tanda bukti ini saya terima via email, sedangkan transaksinya saya lakukan via ATM.
Pada tanda terima, jelas tampak ada kolom berjudul “UNTUK PENGURANG PAJAK PENGHASILAN”, jadi buat para Wajib Pajak, bagi yang khawatir pajak penghasilannya terlalu besar padahal sudah mengeluarkan zakat jangan ragu untuk menyalurkan zakatnya melalui Lembaga ZIS yang terdaftar di Kemenkeu, zakat yang Anda salurkan bisa menjadi pengurang pajak penghasilan. Setiap bulannya pun Anda akan menerima Laporan Donasi zakat/infaq yang Anda berikan. Dokumen2 tersebut resmi yang dapat Anda gunakan untuk bukti pengurang Pajak Penghasilan.

Bagi yang tidak mau menggunakannya sebagai pengurang pajak juga tak mengapa. Karena zakat, infak, shodaqoh dan yang lainnya ALLAH lah yang membalas, kita tak membutuhkan pengakuan atau reward dari manusia.

"Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah melipatgandakan pembayaran Kepadany dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan."
 Surah Al Baqarah  Ayat 245

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui."
 Surah Al Baqarah Ayat 261


bilang CINTA


Bilang cinta itu tidak mudah
Ku malu teramat malu
Untuk bilang cinta padamu
Ku berlatih seharian

Habiskan waktu lihat diriku di kaca
Melatih untaian kata demi kata
Mana yang tepat, mana yang membuat
Kau yakin 100 persen menerima cinta

Kamulah cinta pertama
Sudah terpendam lama
Sekarangkah ataukah tidak sama sekali

Ini bukan puisiku, ini lagu ;)
Akhir2 ini, aku sedang teramat sering denger lagu ini dari radio. Terkesan di otakku, coz kata2nya sederhana, bagus, pengalaman pribadi, tapi belum kesampean! Hhaha, berarti belum jadi pengalaman :P
Ini tentang perasaan, hmm.. apa aku sedang jatuh cinta? Mungkin begitu ya, pertanyaan yang bakal aku terima kalo ada yang baca ini postingan.

Cinta
1 kata dari 5 huruf, 2 huruf vokal, 3 huruf konsonan
1 kata dengan sejuta makna
1 kata yang mampu membuat orang bahagia sekaligus terluka
1 kata yang banyak dijadikan alasan orang untuk terus ada
1 kata yang mampu membuat seseorang menjadi pujangga
1 kata yang membuat aku tak dapat lagi berkata (kehabisan kata2 –read)

Tentang perasaanku, apakah aku sedang jatuh cinta, aku tak mampu menjawabnya,
Baca baik2 ya, bukan aku tak MAU memberi jawaban, tapi aku belum MAMPU memberi jawaban

Kenapa? Kok bisa? Kan yang ngrasain kamu?
Aku takut salah menempatkan perasaan, karena yang namanya cinta kepada seseorang (mitra jenis: cowok –read) bagiku belum layak di-publish sebelum seseorang itu resmi menjadi jodohku. Dan yang namanya jodoh itu rahasia. Kata Tere Liye, yang namanya rahasia, kita mampu merobohkan gunung sekalipun, mengeringkan lautan, kalau tidak berjodoh, tidak akan pernah terjadi. Sebaliknya, mau benci setinggi bulan, mau menghindar ke ujung dunia, kalau memang berjodoh, tetap akan terjadi, ada saja jalannya.

Emang kamu belum pernah ngrasain getar2 pada seseorang (jatuh cinta –read) ?
Hmm.. aku normal kok, dan aku emang sedang merasakan sesuatu sejak beberapa waktu yang lalu. Tapi, seperti yang aku bilang di awal. Aku belum MAMPU memberikan jawaban, karena aku takut salah menempatkan perasaan. Kalo seseorang itu ternyata tak kan pernah menjadi seseorang yang halal untuk ku. Maka itu bukan lah cinta yang kudefinisikan sebagai cinta (cintaku untuk mitra jenis)..

Minggu, 14 Oktober 2012

ucapan "Med uLtaH"


Knapa sih hrz ada budaya ngucapin ‘met ultah’ ?!!
#protes orang yg utk k skian Xnya ngrasa brslh krn lupa T.T

Kalimat di atas adalah sms dari temanku yang sedang kesal karena lupa dengan tanggal lahir temannya.
Hahhh, iya, mau nggak mau, setuju nggak setuju, diakui nggak diakui, emang di sekitar kita ada budaya buat ngucapin met ultah. Aku pribadi, uda beberapa kali mengabaikan, meski kadang ngucapin juga meski nggak secara lugas, aku lebih memilih mendoakan. Aku nglakuin bukan untuk merayakan ultahnya, cuma tanggal itu emang mengingatkanku pada orang yang bersangkutan, jadi aku ingin mendoakannya dengan porsi yang lebih dari biasanya.

Tiap orang, pastilah beda memandang hal ini,
Ada yang menganggap moment ultah sebagai moment tersakral dalam hidupnya, kalo orang2 di sekitarnya melupakan moment ini maka hancur berkeping2lah hatinya, merasa tak ada orang yang memperhatikannya lagi
Ada juga yang menganggap moment ini tak perlu diingat, sama sekali tak penting, cuek secuek2nya,

Moment ultah bagi aku?
Tahun ini, aku sengaja bikin hidden settingan tanggal lahir-ku di FB
Aku punya tujuan, bukan untuk ngetes orang2 di sekitarku, aku emang sengaja bikin hidden biar nggak ada yang ngucapin met ultah di wall FB :D
Yah, meski tetep ada yang ngucapin via media lain
Aku bukannya anti dengan ucapan ini, cuma nggak mau aja nyari perhatian

Bagi aku, ucapan dari orang nggak penting, beneran nggak penting, aku yakin seyakin2nya, orang yang nggak ngucapin, bukan berarti nggak sayang, bukan berarti nggak perhatian ama aku, cuma mungkin aja dia lupa, di setiap tahun kan ada 365tanggal, susah ngapalinnya, aku aja sering nggak tau kalo ditanya sekarang tanggal berapa..hhaha #alasan ngasal tapi bener (mungkin)

Jadi, aku sampein ke orang2 yang sering marah2 nggak jelas ke orang yang nggak ngucapin met ultah di moment special (menurutnya): jangan lebay, please! Dunia nggak berakhir kan hanya karena nggak ada yang ngucapin? Bentuk perhatian dan sayang itu banyak, jadi please berpikir positif lah, lagian secara syariat, ultah tu nggak ada, itu budaya orang barat bukan dari Islam.

tangeranggg


2 September 2012, saudara sepupuku (yang sering dibilang kembaranku) melepas masa lajangnya. Suaminya telah mengguncang arsy’ dengan akad yang diucapkan. Semoga menjadi keluarga Samara (Sakinah-Mawadah-warahmah), dan semoga aku segera menyusul, aamiin

Aku dan keluarga pun berduyun2 ke Tangerang untuk ikut menyaksikan acara syakral tersebut.
1 September, tepatnya Sabtu malam (malam Minggu) sekitar jam 8an, kami berangkat dengan 2 mobil. Menembus gelap dan dinginnya Temanggung, kami berjalan ke arah Weleri. Melewati jalan yang berliku, yang akhirnya menyampaikan kami ke jalur Pantura, tepatnya di kota Kendal.
Ah, pantura ini mengingatkanku pada trip Visit Company dari kampus 1tahunan lalu. Bedanya, kali ini tripku bersama keluarga. Selama perjalanan tidak banyak yang aku lakukan. Aku terhanyut dalam kenangan2 trip yang lalu.

Tengah malam, sekitar jam setengah 12, kami istirahat sebentar di sebuah masjid di pinggiran jalan di daerah Kabupaten Tegal. Saat akan memasuki parkiran masjid, aku dan keluargaku sedikit terhenyak karena yang jadi juru parkir itu anak kecil. Setelah memarkirkan mobil kami pun turun, ada yang nyari makanan, ada yang ke toilet, ada yang sekedar duduk2 di teras masjid. Penasaran dengan si anak kecil, aku pun bertanya pada si anak tadi, kenapa malam2 gini masih berkeliaran, dengan muka polosnya dia menjawab, setiap malam dia dan temannya bekerja di sini untuk mendapatkan uang, dan mereka tidak sekolah. MasyaALLAH, ada rasa perih menelusup, anak sekecil ini harus menghadapi kerasnya hidup.

Di mana pemerintah yang selama menggembor2kan program wajib belajar??? Ini di Pulau Jawa lho ya, bukan daerah terpencil yang sulit dijangkau! Hanya ini yang ada dalam otak ku kala itu.
Karena kami harus melanjutkan perjalanan, kami pun harus meninggalkan si anak kecil dan masjid ini. Keluargaku memberikan sedikit uang untuk si anak kecil, semoga bisa sedikit membantu hidupnya, harap kami.

Mobil pun berjalan kembali di jalur pantura. Pikiranku penuh dengan nasib si anak tadi. Perasaan iba dan tak menyangka memenuhi otak ku, sampai akhirnya aku tertidur. Aku terbangun ketika hampir memasuki tol. Ketika melewati pos tol, aku dengar keluargaku agak bingung karena tak ada petugas yang berjaga. Om-ku selaku sopir pun terus menginjak gas. Aku terhenyak, rasanya ada yang salah dengan proses masuk tol ini. Perasaanku tak enak. Tapi, aku hanya diam, aku tak yakin apa yang salah, aku takut dibilang sok tau.
Ternyata benar saja. Di tengah tol kami melewati pos penjaga, petugasnya meminta karcis tanda masuk tol. Saat memasuki tol kami tidak mengambilnya, inilah kesalahan kami. Karena kami tidak memiliki karcis, kami diharuskan membayar denda dengan nominal yang cukup banyak. Keluargaku protes, karena memang belum mengetahui peraturan baru ini. Kebetulan, ada pengendara lain juga yang tak memiliki karcis masuk tol (katanya rombongan dari Madura). Jadi, berame2 kami protes dengan denda yang diberikan, kami tidak terima karena kami memang benar2 tidak tau. Lucu sebenarnya, kami salah tapi ngotot nggak mau bayar denda, hhahhaaa

Setelah urusan tol selesai, kami meneruskan perjalanan, melewati kawasan Ibukota Indonesia, jiaaaaah, katrok2 lah gue, aku berteriak histeris liat gedung yang cukup tinggi bertuliskan PT Sam***ra Indonesia, “Wow, ternyata kantor Samper gede!” Hhaha, bingung ya aku heboh? aku heboh karena aku bisa menemukan kekurangan hasil kerja staf2nya. PT Sam***ra Indonesia itu merupakan perusahaan induk dari PT Sam***ra Perdana, perusahaan ekspedisi yang menjadi penyedia jasa angkutan untuk perusahaan tempat aku kerja. Di tempat aku kerja aku menemukan beberapa invoice yang salah dari perusahaan tersebut. Nggak penting ya? Biarin, yang penting aku seneng, tu ngebuktiin kualitas aku, lebih teliti :P

Keluar dari tol, kami sampai di wilayah Tangerang, di tengah kota, om-ku agak lupa jalan ke rumah sepupuku. Kebetulan waktu itu gi ada rombongan para pejabat polisi setempat (keliatan dari mobil yang dipake). Di traffic light, qodarulloh lampu merah, mobil kami bersebelahan dengan mobil polisi, om-ku membuka kaca mobil dan bertanya ke polisi, polisinya ramah menjawab dan bertanya, “Rombongan dari mana?”, “Dari Magelang, Pak.”, “Owh, ikut di belakang kami aja ya? Kami antar.”. Kami pun pasrah. Mengikuti mobil para polisi, lumayan juga jadi bebas hambatan jalannya, meski jalanan padat merayap, karena kami ikut rombongan polisi hambatan jadi tak berarti :D

Uia, om-ku jelasin kenapa beliau nggak bilang kami dari Temanggung, tapi justru bilang dari Magelang. Alasannya, polisi taunya Temanggung itu sarang teroris, jelasnya sambil meringis.
Eaaaaaaaaaaaaa.. tawa semobil pun menggelegar.

Tak lama kami pun sampai di tujuan, kami mandi, sarapan dan segera menjadi saksi acara mengguncang arsy’. Lalu dilanjutkan dengan acara laen.


Malam pun tiba, dengan berbagai pertimbangan kami memutuskan untuk pulang. Jadi, kami laju Temanggung-Tangerang ini ceritanya :D
Nggak perlu ditanya rasanya seperti apa, lelah, ngantuk, full daaaaah..
Saat pulang kami dibawa puter2 Jakarta terlebih dahulu, tapi sepertinya ini pilihan yang SALAH! Jakarta macet parah, bikin emosi jiwa, tak perlu deskripsi lebih lah ya, bayangkan sendiri.
Perjalanan pulang, tak banyak juga yang aku lakukan, tubuhku uda bener2 minta istirahat. Sabtu, 1 September, sepulang kerja aku langsung packing untuk perjalanan dan sampai berangkat aku emang belum istirahat. Habis, habislah badanku.
Waktu shubuh, kami mampir ke sebuah masjid di pinggiran jalan, qodarulloh, lagi2 kami beristirahat di wilayah Tegal, kami sholat shubuh dan sarapan di sana..


Setelah kenyang dan kembali bersemangat, kami meneruskan perjalanan pulang, hari uda terang, jadi sepanjang jalan Pemalang-Pekalongan aku melihat anak2 SMA dan SMP berangkat sekolah, hmmm..kangen pake seragam abu2 ^_^
Ah, hari ini hari Senin, aku uda ijin untuk tidak masuk kerja. Tapi, di perjalanan aku teringat dengan pekerjaanku, ini awal bulan, aku sms rekan kerjaku, mengingatkannya untuk meminta rekening Koran dari bank. Jiaaaaaaaaaaahhhh, BAP kas opname menghantuiku.. :’(
Sesampai di wilayah Batang, om-ku mengambil jalur berbeda dari saat berangkat kemaren, kami dibawa melewati daerah pegunungan  Batang. Subhanalloh, indahnya pemandangan di sana


Setelah berhenti di beberapa tempat, akhirnya kami pun sampai di rumah sekitar jam 11an siang. Setelah bersih diri, teparlah saia…
Cerita trip-ku ke Tangerang pun selesai

ketulusan di mataku


Motor!
Yeah, akhirnya, aku uda bisa kemana2 sendiri bawa motor
Terhitung 5 Juli 2012 aku uda punya SIM, jadi uda jadi dokumen resmi aku bisa pake motor, mandiri sekarang saia :D
*TELAT BANGED INI PENGUMUMAN*
Tapi, tenang pemirsaaaah,
Aku nggak berniat bercerita soal motor kok, yah meski aku awali dengan motor dulu
Aku mau mencabut kata2ku yang ini,
“Aku nggak mau belajar pake motor lagi. Aku bercita2 kelak kemana2 diantar suami”
*teruntuk suamiku, tenang suamiku, aku nggak bakal ke mana2 tanpa ridhomu ;) (kelak)

Sip, sekarang ke masalah pokok yang ingin aku bagi, sebenarnya pikiran nakal ini uda berdesak2kan cukup lama di otakku ini. Namun, karena keterbatasan waktu dan nafsu malas memenangkannya, jadi tertunda cukup lama.

Begini, pikiran ini muncul dari kejadian kecelakaan yang menimpaku.
Awal Agustus aku pernah kecelakaan motor waktu berangkat kerja. Kejadiaannya di traffic light depan BRI Kranggan. Waktu itu, posisi aku lagi mau mendahului bis, eh..bukan mendahului sih tepatnya, aku cuma berniat memposisikan aku dan motorku agak di depan selama menunggu lampu merah, biar bias jejer2 ama pengendara motor lain.

Tapi na’as, dari belakang sebelah kananku tiba2 lewat sebuah truck berwarna kuning dengan kecepatan yang cukup tinggi melewatiku, karena jarak truck dengan motorku terlalu dekat, kecelakaan pun tak dapat terhindar. Bak truck dengan suksesnya menggesek rem tangan motor dan spion. Motorku pun oleng dan ambruk. Kejadian begitu cepat. Aku nggak bisa menghindar. Dan yang aku sadari, motorku uda roboh di tengah jalan.

Astaghfirullahal adzim”, kalimat itu yang langsung terucap dari mulutku.
Aku cukup linglung. Yang aku ingat, aku nggak sampai terjatuh. Hanya motorku saja yang terjatuh. Aku menoleh ke belakang, banyak kendaraan di belakangku berhenti. Alhamdulillah, aku tidak tertabrak pengendara lain.

Tak lama, ada beberapa orang yang sama sekali tak kukenal menolongku. Motorku dibawa ke pinggiran jalan. Aku pun mengikuti mereka yang menolongku. Aku ggak sadar apa yang orang2 bicarakan, aku hanya mengikuti langkah mereka. Sesampainya di trotoar, aku memeriksa motorku. Aku khawatir terjadi apa2. Lalu salah satu dari orang yang menolong bilang, “Motornya nggak papa Mbak, Mbak apanya yang sakit? Ada yang lecet? Kalo masi deg2an duduk aja..”
“Saya nggak papa, Pak. Beneran nggak papa ya Pak motornya? Saya mau kerja..”
“Iya, nggak papa Mbak. Mbak kerja di mana? Beneran nggak ada yang luka?”
“Di Wana Awet Mas, Pak. Iya. Saya nggak papa. Cuma syok.”
Terus entahlah, orang2 bicara apalagi. Aku nggak focus dengan pembicaraan mereka. Yang aku pikirkan hanya motorku. Tak lama, salah satu dari mereka bilang. “Mari Mbak kalo mau melanjutkan perjalanan lagi. Saya ikuti dari belakang. Takut Mbaknya masi syok. Kebetulan saya searah. Saya kerja di Pringsurat.”
“Owh, iya”

Lalu orang tersebut menuntun motorku ke jalanan, aku mengikutinya dengan jalan kaki. Setelah kami sampai di kiri jalan kea rah tempat kerjaku, motor itu diserahkan ke aku, aku pun menerimanya lalu memposisikan diri untuk mengendarainya. Tak lama lampu pun hijau. Aku menarik gas, dan berjalan ke arah tempat kerjaku, aku melihat dari kaca spion ada seorang pengendara yang membuntutiku, ah..ternyata orang itu benar2 mengikuti di belakangku utuk memastikan aku selamat.

Sesampainya di depan gerbang pabrik tempat kerjaku yang kebetulan berada di kanan jalan, aku membelokkan motorku, lalu berthenti sebentar menoleh ke arah orang asing yang telah menolongku. “Matursuwun, Pak” ucapku. Orang itu menjawab dengan klackson. Tak lama ia pun berlalu. Dan aku pun menarik gas lagi supaya sampai di depan kantor.

Sesampai kantor, aku masih syok. Aku tidak langsung masuk ke ruanganku melainkan masuk ke ruangan kasir. Di sana aku duduk lemas lalu menceritakan apa yang barusan menimpaku pada rekan kerjaku yang sudah kuanggap seperti orang tuaku karena kebtulan usianya jauh di atasku, kecelakaan tersenggol truck dan termasuk orang yang menolong aku.

Nah, dari hasil ceritaku ini pada rekan kerjaku, aku cukup kaget menerima tanggapan mereka,
Yah, mesti banyak yang nolong Mbak. Yang jatuh cewek sih. Masih muda dan lumayan cantik, coba kalo yang jatuh cowok, beda cerita mesti, hhehe
Yang nolong masih muda nggak, Dek? Naksir mungkin..hhaha
Sontak, aku mengernyitkan dahi. Heran. Kok, mereka malah mbahas yang nggak2, jauh dari perkiraanku. Kirain mereka mau mengeluarkan tanggapan yang isinya simpati atau apalah..

Iya, sih.. Alhamdulillah, secara fisik aku nggak luka. Tapi kenapa malah gitu tanggapannya???
Yang aku tangkap, jadi kesannya meragukan ketulusan orang yang nolong kita. Beberapa waktu aku cukup terbebani dengan pikiran itu, apa iya kalo yang kecelakaan bergender cowok bakal dikit yang nolongin?
Tapi, yasudalah, orang berhak hidup dengan pikiran masing2. Aku berkeyakinan, justru pertolongan dari orang2 asing itu yang teramat sangat tulus, karena mereka benar2 tanpa pamrih, mereka yang menolong aku sama sekali tak mengenalku.

Dan aku ditolong orang2 asing di jalan bukan sekali itu saja. Pernah, karena keteledoranku, aku lupa menaikkan standar motorku, bisa celaka kalo aku mengendarai motor dengan standar masi menjulai ke bawah. Di tengah jalan, tiba2 ada pengendara lain yang mengingatkanku. Pernah juga, waktu aku bonceng kakakku, rok ku yang kebetulan berbahan jatuh, berkelebatan di dekat jeruji roda motor, saat itu juga ada pengendara lain yang mengingatkan.

Memang sih, kebetulan hampir semua yang menolongku di jalanan bergender LELAKI. Tapi, toh sejauh ini, belum pernah ada yang lantas minta kenalan atau yang lainnya. Mereka hanya menolong dan mengingatkanku. Sebuah ketulusan dari orang 2 asing yang saya rasakan.