Selasa, 29 Mei 2012

AbSuRd (2)

Masih ingatkah kamu, waktu awal kita membuat kotak ini?
Dulu aku duduk sendiri di sini, mencoba membuat kotak sendiri
Dan kamu pun datang tanpa kuminta,
Tanpa bahasa yang pasti, ternyata kupersilakan juga kamu ikut duduk di sini
Kamu dengan sigapnya membantu menata balok-balok ini, dengan sabar kamu pun mengubah balok-balok berserakan ini menjadi sebuah kotak
Sebuah kotak yang bisa untuk dijadikan tempat
Hmm.. sungguh, awalnya aku tak pernah menyangka kamu akan datang membantuku
Tanpa bahasa yang pasti pula, aku persilakan juga kamu mengisi kotak itu dengan tumpukan kertas bercoretkan coretanmu
Lagi-lagi, aku baru menyadari kenapa aku bisa membiarkanmu mengisi kotakku???

Sekarang..
Hey!
Di mana kamu?
Harus aku apakan kertas-kertasmu ini?
Jangan menyiksaku dengan diammu ini!

Karena aku menginginkan sebuah jantung hati, bukan sekedar hati yang berlalu

Minggu, 27 Mei 2012

..memilih YUSUF..

Mbak, kalo diminta memilih, pilih pria yang dicintai atau pria yang mencintai Mbak?
“Saya pilih pria yang saya cintai dan mencintai saya sepenuh hati.”
Ya, idealnya emang gitu Mbak, tapi dunia ini nggak bisa kaya’ gitu.
“Tapi, ada kan Pak, yang kaya’ gitu?”
Emang ada, Mbak. Tapi 1001. Karena Mbak wanita, yang kelak akan dinafkahi seorang pria, lebih baik Mbak memilih yang mencintai Mbak sepenuh hati, entar pada akhirnya rasa cinta juga datang. Kalo Mbak memilih pria yang Mbak cintai, belum tentu cinta akan bertahan lama. Yang namanya wanita, kalo uda dipenuhi nafkah lahir batin, pasti entar pada akhirnya bakal luluh. Sedangkan kalo pria menikah dengan wanita yang tidak dicintainya, susah itu Mbak, karena pria yang berkewajiban cari nafkah. Pria akan semangat ketika mencari nafkah untuk seseorang yang dicintainya.

Itulah potongan perbincanganku dengan seorang sopir taksi. Well, aku emang uda sering denger nasehat buat seorang wanita, “Jika ada 2 pria yang membuat galau dirimu, yang satu pria yang kamu cintai dan yang satunya pria yang mencintaimu sepenuh hati, maka pilihlah pria yang mencintaimu sepenuh hatimu.”. Meski kadang aku sepakat dengan nasehat itu, tapi hatiku tetap berontak. Ketika aku harus menjawab pertanyaan, aku akan menjawab pertanyaan dengan jawaban yang nggak sesuai. Ya, karena harapanku demikian. Aku ingin memiliki seorang yusuf yang mencintaiku dan kucintai dengan sepenuh hati.

Dalam otakku, seorang wanita juga sangat berhak mendapatkan pasangan yang ia cintai sepenuh hati, karena wanita akan mengabdi pada suami dan wajib melayaninya dengan sepenuh hati. Dalam benakku akan sangatlah sulit bagi seseorang yang melayani tanpa rasa cinta, mungkin memang bisa, tapi pastilah beda. Akan tetapi, perlu dicatat dengan capslock dan bold: CINTA ITU BISA DIUPAYAKAN, DAN SEORANG ISTRI WAJIB MENGUPAYAKAN CINTA UNTUK SUAMINYA
Istri sholihah, wajib melakukannya. Tak ada 1 alasan apa pun yang dapat membenarkan seorang istri tidak melakukannya, kecuali alasan yang dibenarkan secara syar’i tentunya.

Hmm..dalem yach aku bicaranya? Ya, semoga kelak aku bisa jadi istri sholihah untuk yusufku.

O iya, ngomongin yusuf, kalo yang belum tau mungkin mengira aku menyebut nama seseorang. Padahal bukan. Nama yusuf aku gunain buat menyebut calon suamiku, calon bapak dari anak2ku kelak, jangan berfikir aku uda punya seorang calon suami yang pasti, yang uda datang ke rumahku untuk meminangku. Aku umumkan: BELUM. Saat ini, yusufku belum datang.

Kenapa aku memakai nama YUSUF ??? apa karena aku mensyaratkan calon yusufku harus berparas tampan layaknya Nabi Yusuf ‘alaihi salam ???
TIDAK. Sama sekali TIDAK. Jawabannya, KARENA NAMAKU ZULAICHAH.

Tentang kriteriaku, aku hanya berharap dia memiliki iman, aqidah dan akhlak yang benar dan baik.

Be a MOTHER

Dengar orang yang uda terbiasa ngomongin agama, atau terbiasa berkecimpung di lembaga berlabel lembaga dakwah, hal itu bagiku sangat wajar dan uda biasa banget2. Berbeda jauh, ketika aku mendengar atau melihat seseorang yang tampaknya biasa aja atau malah terkesan slenge’an , hal itu akan memberikan kesan yang dalam buat aku, terkagum2 mungkin bahasa yang tepat buat nggambarinnya. Dan meski aku sudah beberapa kali mengalaminya, tetap saja perasaan kagum dan takjub membekas dalam hati..
..Kali ini aku pengen bercerita tentang seseorang yang cukup mengagumkanku..


Aku mengenal seorang ibu muda yang berprofesi sebagai wanita karier di kantoran. Dia sudah memiliki seorang anak laki2 yang baru masuk PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Si Ibu muda ini seorang muslim, belum berjilbab, katanya belum siap, meski begitu jangan buru2 menge-judge-nya sebagai contoh ibu yang kurang baik, tapi aku juga tidak pernah membenarkan alasannya belum berjilbab.

Ibu muda ini menyadari sepenuhnya, dia belum paham ilmu agama, dan dia nggak mau “kebodohannya” itu menurun ke buah hati tercintanya. Oleh karena itu, dia memasukkan anaknya ke PAUD-IT, dia tidak peduli dengan biaya sekolah yang tarifnya lebih mahal dibanding PAUD biasa, dan dia bertekad akan menyekolahkan anaknya di sekolah IT sampai SMP, untuk SMA-nya dia akan membebaskan anaknya mau sekolah di mana, yang ada dalam benaknya, dia harus membekali anaknya dengan agama sampai anaknya punya bekal yang cukup dalam menghadapi dunia fana ini. Ada satu hal lagi yang membuat aku kembali takjub, ternyata dia telah mempersiapkan tabungan untuk pendidikan anaknya. Dia bercita2 menguliahkan anaknya di Mesir, Subhanallah.. bukan Amerika atau Eropa.

Terlebih ketika mendengarkan ceritanya untuk memompa semangat anaknya dalam belajar, berikut ini kurang lebih kata2 yang dia ucapkan kepada Adil (nama panggilan anaknya),

“Sayang, Ibu nggak sedih Adil nggak tau cerita Naruto, tapi Ibu sedih kalo Adil nggak hafal hadist. Ibu nggak sedih Adil nggak tau Power Rangers, tapi Ibu sedih kalo Adil nggak tau Sahabat Nabi. Ibu juga nggak sedih kalo Adil nggak tau lagu band yang lagi ngetop, tapi Ibu bakal sedih banged kalo Adil nggak hafal Surat Pendek (Juz ‘Amma)..”
dan cara dia menjelaskan pada Adil tentang acara tontonan di TV yang saat ini sangat jauh dari Islami, dengan mudahnya anak2 kecil melihat adegan peluk2an bahkan cium2an yang dilakukan oleh orang dewasa yang bukan mahrom, sehingga memancing Adil kecil bertanya, “Mengapa mereka seperti itu? Nggak sholih ya?”,

“Mereka suami istri, Sayang. Kaya’ Ibu dan Abi. Mereka boleh seperti itu. Kalo Adil belum boleh. Bolehnya besok kalo uda nikah”
Caranya dalam mendidik anak, sepenglihatanku cukup sukses. Aku telah melihat dan mendengar celotehan si Adil. Suatu waktu Adil kecil diajak ke kantor. Adil mengingatkan Ibunya yang minum sambil berdiri, caranya pun sangat santun. Ibunya pun sering menceritakan tentang “ulah” Adil yang sering mengingatkan orang2 di sekitarnya;

Adil pernah protes karena Ibunya sering memakai celana, Adil bilang kalo akhwat itu mestinya pake rok, lalu tantenya yang memang biasa memakai rok mini dengan bangganya bilang “Iya, kaya’ Tante ya, Dil?”. Adil pun menjawab dengan polos, “Akhwat itu berjilbab Tante, Tante pake rok pendek, Tante belum sholihah
Ketika Adil sakit karena demam, Adil pun nggak ngeluh. Sang Ibunya pun mencoba menghibur, tapi malah ia mendapat nasehat dari Adil. Adil bilang, “Kalo kita sakit, kita harus sabar, banyak2 istighfar ya Bu..Astaghfirullah..astaghfirullah..”
Subhanallah.. berkali2 kalimat itu yang aku ucapkan mendengar dan melihat tentang Adil dan Ibunya. Jadi dapet ilmu parenting gratis, ;)

..Demi e-KTP..

Namanya benar ya, Mbak? Siti Zulaichah pake C.
“He’em, bener Mas.”
TTL, Temanggung, 25 Juni 1990 ?
“He’em”
Status belum kawin ya?”
“Belum nikah, Mas.”
Hhaha, iya sama aja Mbak. Ini alamatnya bener kan?”
“Iya.”
Pendidikan, masih mahasiswa ya?
“S1 Mas, aku uda lulus, uda wisuda juga.”
Tahun 90 lho, Mbak???
“Iya, aku uda lulus kok. Wisuda kemarin April.”
Wah, pinter. Trus sekarang kerjaannya apa? Kuliahnya berapa tahun, Mbak?
“Sekarang karyawan swasta, Mas. Kuliah kurang lebih 3,5 tahun.”
Ambil apa? Di mana?
“Akuntansi. Di Unissula Semarang.”
Kerjanya di mana Mbak?
“Di PT WAM.”
Apa itu?
“Perusahaan plywood.”
Kok, baru foto sekarang? Malem2 gini?
“Tadi pagi mpe sore kan kerja, Mas.”
Dan seterusnyaaa..

Jiaaaaaaahhh..
aku dibikin gerah sama pertanyaan berondong dari petugas kecamatan waktu proses pembuatan e-KTP. Perasaan makin lama pertanyaannya nggak penting, nggak masuk dalam daftar pertanyaan untuk KTP. Padahal keadaan badanku gi bener2 lemes. Penglihatanku buram. Aku sengaja nggak pake kacamata, pikirku di kecamatan cuma bentar, dan waktu sesi pemotretan pasti kacamata mesti dilepas. Capek karena perjalanan juga masih membekas. Itu petugas nggak ngerti banget sih kataku dalam hati, sejak pagi aku tu uda repot gara2 program e-KTP.

Paginya sebenarnya aku uda datang ke kecamatan sebelum berangkat kerja, niatan mau foto pagi2, coz aku nggak mau ijin dari kantor, eh.. petugas kecamatannya belum ada. Padahal dengan aku mampir ke kantor kecamatan, aku terpaksa pake rute muter jauh buat nyampe ke kantor. Secara rumahku tu cukup jauh dari kantor kecamatan, sedangkan jarak kantor kecamatan ke kantorku lebih jauh dari pada rumah-kantorku. Tapi lumayan seh, waktu perjalanan menuju kantor kecamatan, tepatnya saat melewati pasar, aku liat sosok yang istimewa. Untuk pertama kalinya, aku liat SEORANG TUKANG JAMU BERJILBAB! Wow, fantastis!

Mungkin kesannya, aku lebay ya? Tapi, bagiku ini bener2 fantastis! Kamu pasti tau dum, biasanya seorang tukang jamu pake kostum kaya’ apa? Nggak ngeh??? Yang paling gampang, liat di TV deh, yang namanya tukang jamu biasanya pake kebaya dan kain yang mepet, seksi gitu lah, apalagi kesan dari tingkah lakunya, centil..kemenyek..dan jadi penggoda gitu lah..
Sayangnya, aku nggak sempet motret tu tukang jamu, padahal mestinya kan bisa di-upload ya? Siapa tau entar bisa jadi trend buat para tukang jamu yang laen, hhuhu

Sorenya, sepulang dari kantor, aku kembali ngapelin kantor kecamatan, jadi aku terpaksa menempuh jarak yang cukup jauh lagi. Dengan kondisi penuh peluh (mulai lebay) aku sampai di kantor kecamatan pukul 17.32, dan aku syok liat antrean orang2 yang mau bikin e-KTP juga, aku ambil nomer antrean dapet nomer 130, padahal antrean belum nyampe angka 100. Hadeeeh! Mending aku pulang dulu, buat mandi, makan dan sholat.

Pukul 19.20, Jumat-25 Mei 2012
Aku berangkat ke kantor kecamatan (masyaALLAH, niat banget aku ya bikin e-KTP ???)
Dengan motor, aku menembus dinginnya hawa malam Gunung Sumbing. Pukul 19.35 aku tiba di kantor kecamatan, alhamdulillah antrean tinggal dikit. Dan yang mesti dicatet pake tinta silver: aku dapet giliran terakhir!
Tepat banged yach, buat dijadiin closing cerita ;)

Jumat, 25 Mei 2012

Laporan Keuangan

Jiaaaaaahhh, berat banged yach aku ngambil judul?

Tapi jangan buru2 pergi, apa yang akan aku paparkan di sini nggak kaya’ materi kuliah. Meski sebenarnya dunia pasti sepakat bilang “Wajar, kok”, kalo aku mbahas tuntas terkait laporan keuangan, coz label di blog ini aja uda tertulis dengan indahnya “Accounting”. Tapi beneran, aku nggak bakal mbahas soal cara menjurnal, memposting, dan membuat laporan L/R dan Neraca.

Begini, saat di bangku kuliah, kita (mahasiswa akuntansi) pasti uda dapet materi mengenai MANFAAT LAPORAN KEUANGAN. Apalagi untuk mahasiswa tingkat akhir, aku yakin uda hafal di luar kepala (harusnya..) karena ini masuk dalam materi di ujian PENDADARAN (khususnya di kampusku,nah lho..).

Sssssttttt... jujur, dulu jaman aku kuliah, aku nggak hafal, hhehe.. *akhirnya ngaku*
Trus knapa sekarang aku mbahas manfaat laporan keuangan??? Pasti itu yang ada dalam pikiranmu.

Aku jawab, coz sekarang, setelah aku terjun ke dunia nyata (dunia kerja-read), aku baru tau manfaat dan teramat pentingnya sebuah laporan keuangan buat perusahaan, terutama bagi owner atau stock holder. Dulu pikiranku malah parah tingkat dewi, “Buat apa sih perusahaan bayar mahal2 jasa accounting atau auditor???”, padahal waktu itu statusku adalah mahasiswa akuntansi, yang dipersiapkan buat jadi accounting atau auditor.. :D

Sebelum membahas manfaatnya, kita inget2 dulu tujuan dibuatnya laporan keuangan, yakni sebagai pertanggungjawaban manajemen kepada para owner atau stock holder. Buat gampangnya, kita posisikan diri sebagai owner sebuah perusahaan, kita ngeluarin modal (yang tentunya nggak sedikit, kalo perusahaannya gede). Sebagai pemilik modal, pastinya kita mau dapet untung dan amat sangat nggak ikhlas kalo uang yang kita suntikkan ke perusahaan digunakan semena-mena atau bahkan dikorupsi. Kita pastinya pengen tau dum, buat apa aja uang kita??? Nah, dari Laporan Keuangan inilah kita bisa tau aliran dana kita, kalo istilah akuntansinya ARUS KAS. Kita juga pastinya pengen tau usaha kita tu dapet untung atau nggak, kalo untung dapet berapa, ini dapet kita peroleh infonya dari LAPORAN LABA RUGI. Trus, kita juga pengen ngerti kekayaan dan besarnya hutang (kalo ada) dari perusahaan kita tu ada berapa, nah..info ini ada di NERACA.

Ah, berarti nggak harus orang dengan gelar SE yang bikin Laporan Keuangan?
Mungkin banyak yang punya opini demikian. Kalo kataku, “Iya, emang bisa”. TAPI, asal orang yang diminta bikin Laporan Keuangan paham pengeposan biaya, bisa me-logika-kan debit kredit. Tanpa ada maksud mengkerdilkan siapa pun, gelar Akuntan menurutku nggak terlalu penting, ngabisin biaya dan waktu kalo tujuannya sekedar pengen kerja jadi accounting di suatu perusahaan. Kecuali dia punya tujuan jelas untuk masa depannya, yakni mendirikan sebuah KAP. Malah kalo kataku, mending langsung jadi junior auditor dulu di sebuah KAP, baru entar kalo uda ada waktu terusin deh pendidikannya.

Dari yang aku lihat dan dengar dari sekitar, tingginya pendidikan formal itu tidak dapat menjamin kualitas seorang akuntan, sedangkan pengalaman kerja itu menurutku yang lebih tepat untuk dijadikan indikator mengukur kualitas seorang akuntan. Karena..entah faktor apa, aku nggak mau berspekulasi, teori dan praktek itu BERBEDA. Apalagi bagi yang menempuh S2, fiuuuuuuuhhhhh..sayang deh, kalo sekedar pengen kerja jadi accounting perusahaan.Hmm..tapi ini murni pendapat pribadiku, aku harap nggak ada yang tersinggung. Aku berfikir seperti ini karena melihat keadaan sekitar aja, secara blak-blakan atasanku pernah bercerita, beliau pernah punya staf dengan gelar SE, Akt, tapi diminta menjurnal aja salah2. Jadi jangan heran kalo liat BANYAK pengumuman lowongan kerja dengan syarat: BERPENGALAMAN DI BIDANGNYA MINIMAL 1TAHUN! Sekali lagi aku tegasin, ini murni pendapat pribadiku, semua kembali pada tujuan individu, yang perlu dicatet: Rezeki seseorang itu tidak tergantung pada tinggi-rendahnya gelar seseorang, apalagi tinggi-rendahnya IPK!

Wawww.. kenapa aku malah mbahas pendidikan ini, kembali ke Laporan Keuangan yuk?
Okey, sekarang to the point aja, manfaat utama dari Laporan Keuangan adalah sebagai alat bantu/pertimbangan dalam mengambil keputusan ekonomis. Jangan berpikir sempit dalam mencerna kata2 ini. Keputusan ekonomis ini bukan sekedar masalah laba/rugi atau mau diapakan uang yang ada. Keputusan dalam perusahaan itu sangat banyaaaaaakkk. Bahkan dengan melihat catatan keuangan, kita juga dapat menilai kinerja staf, terutama staf yang langsung berhubungan dengan uang. Pesona uang itu sangad BERBAHAYA. Nggak percaya??? Buktinya tuh hampir tiap waktu di acara berita diexpose tentang kasus korupsi. Dan yang terpenting, laporan keuangan sangat bermanfaat untuk mengetahui posisi perusahaan, perusahaan gi dalam keadaan oke atau sebaliknya..

*sekian dulu yach ;)

Kamis, 24 Mei 2012

Kala Pertama Jadi Accounting


Hari pertama kerja bagi para job seeker khususnya fresh graduate mungkin merupakan moment yang sangat ditunggu-tunggu. Pagi-pagi bersiap diri, dandan rapi, sarapan, lalu bergegas menuju kantor (tempat kerja baru/pertama). Sesampainya di tempat kerja agak bingung, menunggu perintah atau bimbingan dari yang berwenang. Pernah ngebayangin di tempat kerjamu nggak ada yang ngasi pengarahan sekalipun kamu masih berstatus karyawan training??? Atau mungkin ada sih yang men-training, tapi karena suatu hal si trainer cuma bisa ngasi arahan bentar selanjutnya kamu ditinggalkan, kamu cuma dikasi banyak file yang kamu belum paham mesti diapain, nggak tau mesti bertanya ke siapa???

Mungkin kamu bakal bertanya, “Emang ada yang kaya’ gitu? Kerja apaan?
Aku jawab, “Ada, kerja jadi accounting, seperti aku

Yeuph, aku sendiri nggak pernah ngebayangin dalam hidupku, apalagi merencanakannya. Waktu awal-awal aku kerja, aku bingung harus gimana. Rasanya aku pengen teriak, “TUHAAAAAAAAAAAN”. Nggak sekedar pengen deng, udah sering aku lakuin, hhehe
Aku pun berusaha keras biar kerjaanku beres. Aku nggak mau dianggap nggak bisa. Aku yakin aku bisa *mulai narsis*

Aku janji pada diriku sendiri akan mbagi pengalaman ini, dan semoga bisa bermanfaat buat yang baca, biar bisa jadi pahala buat aku, aamiin..

Sebelumnya yang perlu kamu tau, IPK nggak ngaruh di dunia kerja. Jadi nggak perlu terlalu pede buat yang punya IPK tinggi. Aku ngomong gini, bukan karena aku iri ama yang IPK-nya nyaris 4 atau mungkin ada yang IP-Knya bulat 4. Asal tau aja, IPK-ku lumayan lah, cumlaude, meski nggak tinggi-tinggi banged, tapi nilaiku murni tanpa SP.

IPK 3, menurutku uda cukup buat modal nyari kerja. Tapi kalo emang bisa dapetin nilai tinggi, WHY NOT??? upayakanlah.. bangga juga kan bisa lulus cepat dengan IPK tinggi, buatlah senyum untuk ortumu.. tapi sekali lagi kau ingetin, nggak perlu ngotot pengen punya IPK setinggi langit, sampai bela2in ikut SP tiap masa liburan semester, nikmatilah masa liburanmu bersama family, hemat uang juga beibh.. :)

Wew..kenapa aku malah mbahas IPK, yak? Yah, tapi tak apalah, nyambung kok, hhehe..

Okey, aku mulai bagi tipsnya:
1.       Kamu mesti memahami jenis usaha tempat kamu kerja
Contohnya aku ya, aku kerja di perusahaan manufaktur. So, aku mesti belajar mengenai alur produksi. Kebetulan tempat aku kerja adalah perusahaan plywood. Awalnya aku bener2 buta soal plywood. Aku pun berinisiatif jalan2 ke pabrik demi dapetin ilmu produksi. Aku saranin buat accounting baru juga mesti nglakuin, nggak usah gengsi membaur ke karyawan produksi. Ini penting banged! Kenapa penting??? KARENA SEORANG ACCOUNTING HARUS BUAT LAPORAN HPP. Bayangkan seorang accounting bikin laporan HPP tanpa tau alur produksi. Gimana coba??? Buat yang jawab, “Tetep bisa”. Hmm, aku yakin seyakin2nya, hasilnya kacau. Mau belajar AKBI sampai jatah umur kamu abis di universitas mana pun, yang namanya bikin HPP untuk perusahaan manufaktur WAJIB tau alur produksi! Percayalah..


2.     Pelajari pembagian job des di perusahaanmu
Job des di tempat kerja terutama yang berkaitan dengan laporan keuangan harus kamu hafalin. Kenapa????? Karena kamu butuh data dari mereka. Contohnya aku, aku butuh data dari para staf admin: Bagian Pengadaan Log (Bahan Baku), Bagian Pengadaan Logistik, Bagian Gudang Logistik, Bagian Produksi Veneer (Barang Setengah Jadi), Bagian Produksi Plywood (Barang Jadi), Kasir, Bagian Exim, Bagian Pembuat Surat Jalan, Bagian Penjualan dan HRD.
Karena tiap jenis usaha punya karakter masing-masing, jadi pembagian job des ini juga akan sangat berbeda. Mungkin dalam otakmu muncul pertanyaan, kenapa banyak banget??? Hhaha, entar kalau kamu uda terjun ke dunia nyata, kamu bakal tau ;)

3.      Mintalah bantuan atau bertanyalah pada atasanmu
Kalau kamu bingung, jangan segan2 tanya pada atasanmu. Kamu menemukan kesulitan mendapat data yang dibutuhkan? Minta bantuan atasanmu. Yang perlu kamu tau, accounting itu berhak dan wajib tau semua data keuangan perusahaan. Kamu berhak meng-akses semua data di perusahaan (itu kata atasanku).

4.       Pelajari dan benar2 pahami akun-akun yang ada di perusahaan
Yah, meski secara umum nggak jauh beda ama kuliah, tapi kadang bahasanya agak berbeda. So, lebih baek, sebelum kamu mulai menjurnal transaksi-transaksi yang ada, kamu pelajari dulu akun-akunnya, baca ada akun apa aja, coz bisa jadi perusahaan punya kebijakan sendiri mengenai pembuatan L/K sesuai tujuan perusahaan.

Yeuph, aku rasa 4 poin di atas sudah cukup buat modal awal kerja buat para accounting baru. Oh iya, yang pertama dan utama adalah harus S.E.M.A.N.G.A.T.
Semoga bermanfaat.. :)

Sejumput Asaku


Duduk manis di belakang sebuah meja, mata tertuju pada layar monitor, ruangan tertata rapi, udara segar karena AC, berjajar dokumen-dokumen keuangan dalam sebuah rak yang bersandar pada dinding ruangan..

Hmm..mungkin kurang lebih seperti itulah gambaran tempat kerja yang diimpikan oleh banyak orang, terutama buat orang-orang yang sedang menempuh pendidikan atau maaf oleh orang yang terpaksa berprofesi sebagai pekerja kasar/buruh.

Tak jauh berbeda dengan aku, aku pun sempat punya impian demikian. Menjadi orang kantoran, kerja dengan pakaian rapi dan duduk manis dalam ruangan ber-AC.

Alhamdulillah, aku diberi kesempatan oleh Sang Pemilik kehidupanku. Terhitung sejak 26 Maret 2012, dengan bermodalkan SKL (saat itu aku belum mendapat ijazah karena belum wisuda) dan sertifikat Brevet Pajak aku bisa mulai bekerja di sebuah perusahaan plywood di kota kelahiranku, perusahaan tempatku bekerja berkantor pusat di Jakarta, penjualan produk ke lokal dan export. Aku kerja dengan posisi sebagai accounting assistent. Tugasku layaknya seorang accounting, membuat laporan keuangan, otomatis setiap hari aku harus duduk manis “bermain” dengan angka-angka di layar monitor.

Huft, awalnya aku merasa enjoy banged. Gimana nggak, job-ku sesuai dengan pendidikanku, tak jauh bedalah dengan materi kuliah. Bedanya dengan lab akuntansi di kuliah adalah TRANSAKSI DI DUNIA NYATA JAUH LEBIH BANYAK..hhehe..

Belum habis 3bulan sebagai masa trainingku. Aku sudah diberi form untuk membuat rekening gaji di bank dan pendaftaran jamsostek, itu artinya kontrak kerjaku akan diperpanjang. Seharusnya aku senang dengan hal itu. Tapi aku justru merasa galau merayapi hati. Kenapa??? Bukannya aku gak mau bersyukur. Aku sangat bersyukur dengan rezeki ini. Akan tetapi, jujur aku gak mau terus menerus kerja seperti ini. Aku punya cita-cita lain. Cita-cita utamaku adalah menjadi SEORANG IBU, tentunya menjadi seorang istri terlebih dahulu.

Yah, aku berharap kelak jika yusuf-ku telah datang menjemputku dan menjadikan aku sebagai ratu di hatinya. Aku ingin menjadi IBU RUMAH TANGGA. Bukannya aku malas bekerja. Tapi aku ingin membesarkan anak-anak kami sendiri, aku tak ingin meninggalkan buah hati kami terlalu lama dengan bekerja di kantor. Sekalipun aku memang harus bekerja, aku ingin bekerja membantu usaha suamiku.. :)


17,5 Tahun


*Postingan tertunda
17,5 tahun

Ini bukan waku yang singkat. Kalo yang bilang ini waktu singkat, aku rasa perlu ngobrol banyak ama aku ;)

Selama 17,5 tahun, aku menghabiskan waktu dengan duduk manis di bangku pendidikan. Sejak umur 4tahun aku memulainya, pertama aku duduk di RA Masyithoh, dengan muka imut-imut aku belajar bersama teman sebayaku, belajar membaca dan menulis. Dua tahun pun terlewati, Juli 1996 aku mulai mengenakan seragam merah putih dan berstatus menjadi siswi MI Makukuhan. Enam tahun terlewati juga, Juli 2002 aku mulai terdaftar sebagai siswi SMP Negeri 2 Temanggung. Tiga tahun terlewati lagi, Juli 2005 aku resmi menjadi siswi di SMA Negeri 1 Temanggung. Tiga tahun terlewati lagi lagi, status siswi resmi terpaksa dilepas. Tiga setengah tahun kemudian, aku menyandang status baru mahasiswi Universitas Islam Sultan Agung Semarang.

Yeuph..
Aku butuh 17,5 tahun untuk mendapat gelar SE-ku.

Alhamdulillah.Alhamdulillah.Alhamdulillah.
Akhirnya pada 21 April 2012, aku resmi diwisuda menjadi Sarjana Ekonomi Akuntansi.