Minggu, 22 September 2013

Libatkan Allah selalu

Dalam upaya menaklukan Konstantinopel, Sultan Mehmed dengan bantuan ahli senjata dari Hungaria: Orban, membuat meriam raksasa, berukuran sangat besar pada kala itu.

Walaupun Sultan Mehmed sangat senang denganmeriam barunya, namun keimanan Islam telah mengajarkan dan kemuliaan dan hal ini harus diketahui pada seluruh pasukannya, agar mereka tidak bergantung selain kepada Allah Swt. Sultan memerintahkan agar moncong meriamnya diukir dengan kalimat:
“Tolonglah Ya Allah!
Sang Sultan Muhammad Khan bin Murad”


(dari Muhammad Al-Fatih 1453, Felix Y. Siauw, hal 101)

Membaca bagian ini, aku jadi keinget pengalaman unik ku. Kalo ga salah itung, hampir 4tahunan yang lalu, aku pernah kehilangan HP, dan entah waktu itu ada apa dengan otak ku. Aku berpikir, sepertinya emang pantas aku kehilangan HP, karena sejatinya HP itu hanya titipan dari ALLAH, tapi aku dengan beraninya mengakui itu punyaku sepenuhnya, aku memberi nama profile: Cite Poenya, yang artinya itu milikku. Sesaat setelah itu, aku berpikir, sepertinya ada yang perlu aku benahi, aku mengganti semua tulisan di barang2ku, dulu aku terbiasa menempelkan tulisan pada alat2 tulisku dengan tulisan: cite poenya.
Akhirnya saat itu aku putuskan untuk mengganti semua tulisan, aku ganti dengan: Cite Lillahi.
Ahaa, dengan sok tau-ku, aku mengganti dengan nama itu, maksudku: ini milik ALLAH yang dititipkan ke aku. Ahhhihi.. entah lah ya mengenai tata bahasanya, aku mah gak paham. :D


Yang ada dalam otak ku waktu itu, aku hanya ingin mengingat Allah, aku ingin melibatkan Allah dalam segala urusanku. J

Minggu, 08 September 2013

Surat Terbuka teruntuk Uchay

Pagi ini saya melakukan kesalahan, eh, bukan kesalahan tepatnya saya mencoba membenahi kesalahan. Karena suatu hal, sejak kemaren saya sedang sengaja men-deactive-kan akun facebook pribadi. Akan tetapi, karena saya merasa butuh akun facebook untuk berkomunikasi dengan teman, saya putuskan untuk membuat akun baru dengan nama samaran. Dan saya pun hanya add beberapa teman saja. Entah, kemaren syetan yang mana yang telah berhasil menaklukan, saya iseng berbuat jahil kepada teman terdekat. Saya berpura-pura menjadi salah satu fans-nya. Sebenarnya hati saya bergejolak waktu itu, saya tidak suka berpura-pura, meski hanya melalui tulisan tanpa bertatap muka. Tapi ternyata, kepura-puraan saya ini berhasil, teman saya tidak curiga. Sore harinya, saya telepon teman saya ini, bukan berniat untuk menjelaskan masalah facebook, sekedar melepas dahaga rindu di hati. Di sela-sela obrolan kami, dia menceritakan tentang akun fb abal-abal, saya terdiam, tak berani menanggapi, karena saya memang tak pandai berpura-pura. Jika saja kami bertatap muka, saya yakin dia akan curiga. Saya benar-benar merasa berdosa dengan kepura-puraan ini. Dan karenanya, pagi ini, saya buka saja topeng ini, saya ungkap kebenaran, saya siap dengan segala resiko.
Benar saja, ketika saya menunjukkan siapa saya. teman saya ini langsung mem-blocking akun abal-abal saya, sebelum memberi kesempatan saya untuk menjelaskan.
Baiklah, saya terima, saya memang salah, saya tak akan membela diri.
Saya hanya ingin mengabarkan pada semesta, ini mengapa saya lebih cenderung tak menyukai kejutan. karena kejutan seringnya seperti ini, penuh kepura-puraan.
maafkan saya njeh uchay

Rabu, 04 September 2013

belanja online bikin risau

Wanita adalah makhluk penuh kepastian, begitulah menurut salah satu penulis favoritku. Aku pun wanita, aku suka kepastian pastinya. Dan beberapa hari ini aku agak risau, pikiranku terbebani dengan kekhawatiran yang tak menentu. Aku termasuk kategori orang yang kurang percaya dengan online shop, karenanya aku tidak suka berbelanja via online. Aku lebih suka dengan dunia nyata. Rasanya sulit begitu saja percaya pada penjual yang kita ga kenal. Namun, karena penasaran juga aku mencoba belanja online. Transaksi pertamaku alhamdulillah tidak mengecewakan, aku membeli buku dari TBO milik salah satu penulis favoritku. Paketan datang sesuai perkiraan. Aku senang.

Lalu dengan berbekal  pengalaman pertamaku yang cukup memuaskan, tanggal 24 Agustus kemaren, aku registrasi di sebuah TBO yang cukup terkenal, pada hari yang sama aku melakukan order sekaligus bayar via SMS banking. Senin, 27 Agustus aku menerima email dari TBO-nya, memberitahukan mengenai kinerja mereka, email mengabarkan bahwa barang sudah dikirim sore itu juga, dan aku diminta menunggu 3-5hari untuk menerima barang. Baiklah, aku pun hanya bisa menunggu. Hari ke-3, 4, dan 5, aku coba cek ke security kantor, menanyakan adakah paketan buku atas namaku, jawabannya sama: belum ada. Risau pun melandaku. 5 hari berlalu, kepercayaanku pun terkikis tanpa perlawanan.

Rabu siang, 4 September akhirnya kerisauanku memuncak. Aku mencoba konfirmasi via email ke TBO tersebut mengenai status orderanku. Dan TBO memberikan jawabannya agak sorean pukul 15.30an. Kebetulan, saat itu aku ada acara kondangan ke tempat teman kantor, jadi aku pulang lebih awal, pukul 15.00 aku sudah tidak online di depan PC, aku hanya tau ada jawaban email dari hp, jelas aku ga bisa buka link yang diberikan untuk tau tracking paketanku. Alhasil aku semakin risau!

Berpikir, siapa yang bisa aku mintai tolong untuk mengecek tracking-nya. Aku sms temen kuliah yang sering online. Tak ada respon. Aku hubungi via chat fb, ternyata dia ga bawa hp. Haisssssssssss.. bener-bener harus belajar sabar.
Dan setelah dicek, inilah hasilnya:



Permasalahannya adalah pada courier-nya. Pantas saja paketanku belum nyampai sampai detik ini juga. Nama perusahaan jasa courier-nya saja aku baru kenal sekarang. -_-


Catatan penting untuk aku atas kejadian ini: lain kali kalo mau pilih TBO perhatikan juga tentang pelayan jasa courier yang digunakan