Selasa, 28 Mei 2013

When Approached #19

Subjet:

Ahhihi.. ok2 aku lupakan celotehan itu.
Anin, jangan marah ya? Semalem aku mimpi Ardhian.
Aku kangen dia.
T_T

Ayolah, mau tanggal berapa ini, eh, tapi minggu pertama bulan Juni aku ada acara.
Gimana?


Selasa, 21 Mei 2013

When Approached #17


To: anin.dieta@live.com
Subjet:

Baguslah, kamu berniat mengenyahkan Rafky, ahhahaha #pasang muka setan

Arrrrggggghhhhh.. aku malu cerita soal cemburuku. Hhihi..
Dalam mimpiku, kamu mau mendekati Ardhian, hadu, parah! Aku bener2 kepanasan.

Eh.. hari ini, tumben banget. Dan kejadian spektakuler dalam hidupku. Waktu aku minta tandatangan ke GM buat ijin keluar kantor sebentar, aku malah curcol. GM-ku yang mancing2, dia tanya soal rencana pernikahanku. Ta’arufku maksudnya. Aku nggak tau kenapa, tiba2 curcol aja, “nggak jadi nikah, Pak.”. Terus dia tanya kenapa, aku jelasin ortu kurang sreg ama calon, dan calon berniat membawa aku ke luar jawa. GM-ku malah ngasi petuah, “Jangan deh, jangan di sana, cari yang lain. Santai. Kamu masih muda ini.”.
Huaaaaaaaaa.. adem aku dengernya Anin, beneran adem. Di saat orang2 di sekitarku yang lainnya seolah2 mendesak aku supaya lekas nikah. GMku seperti tau banget perasaanku. Jadi terharu. :’)

Uia, gimana rencana ketemuan kita? J

Baca:

Senin, 13 Mei 2013

When Approached #15


To: anin.dieta@live.com
Subjet:

Arrgggghhhh.. emang nggak dosa saiang, status duda bukan status pendosa. Bahkan rasululloh pun pernah jadi duda. Tapi entahlah, aku merasa takut, dia bercerai dengan istrinya, dan aku nggak pernah tau secara pasti bagaimana keadaan rumahtangga mereka dulu. Aku takut. Wajar kan An? Aku wanita, aku menginginkan seorang pemimpin yang mampu melindungi dan mengayomiku, aku tau aku pun jauh dari sempurna. Tapi, tetap wajar kan kalo aku takut???
Yah, alhamdulillah, keluargaku tak memaksa, mereka memaklumi alasanku.

Hmm.. aku juga kangen jaman nge-kost, di kost aku selalu punya waktu untuk sendiri. Benar-benar sendiri.

Uia, semalem aku mimpi kamu!
Tapi buruk, di dalam mimpi aku cemburu berat >_<


Baca:

Minggu, 12 Mei 2013

When Approached #13


To: anin.dieta@live.com
Subjet:

Aku tau, aku sangat paham apa yang kamu rasakan.
Tapi benar2 ingat, jangan sakiti hati kamu sendiri, pikirkan baik2, jangan ambil keputusan dengan gegabah. Ini nikah lho, untuk seumur hidup, jangan karena ingin segera mengakhiri ‘penderitaan’ sementara ini, kamu dan aku mengambil keputusan yang salah.

Ya Robb, Anin aku rasanya ditampar. Kamu tau pasti celotehanku tentang bidadari ke-2, rasanya aku kembali diuji dengan kata-kataku ini. Memang tak ada poligamy dalam kasusku ini, tapi aku akan dijadikan bidadari ke-2. Haduh, kacau kata2ku.
Hmm..to the point saja. Aku kembali ditawari untuk menikah oleh keluargaku. Dan yang membuat aku benar2 syok, calonnya seorang duda! Duda cerai. Secara materi, OK. Dia seorang kepala rumah sakit.
Ah, tapi aku tak pernah habis pikir, kenapa duda?
Astghfirulloh

Uia, masalah ketemuan, ayuklah atur, kapan kita ketemu. Tapi jangan bulan ini ya? Aku bakal sibuk ini sampai akhir bulan.

Baca:


Kamis, 02 Mei 2013

When Approached #11


To: anin.dieta@live.com
Subjet:

Ok2, soal balasenmu yang lambreta, uda hampir jamuran aku ini, mungkin ini efek karena kamu belum pernah naik kereta, hhehe

Ah, aku sekarang yang malah pengen mbahas temen Ardhian, rasanya aku juga merasakan hal sama denganmu. Aku kangen cara dia memperhatikanku dan mengkhawatirkanku dari kejauhan #please jangan su’udzon dulu, jangan bilang aku GR!
Meski sampai saat ini, aku belum bisa sepenuhnya ridho dengan sikap kalian di masa lalu: sering membicarakan aku di belakang. Aku akui kebaikan kalian (dia dan kamu, mungkin tambah temen2 lainnya), kalian sangat baik memperlakukan aku, tak mau membuatku patah seketika. Tapi, dulu aku belum bisa menyadari kebaikan itu, justru aku sangat marah dengan semua sikapnya. Semoga dia memaafkan semua khilafku. Terimakasih ya untuk semua perhatian dan kekhawatiran kalian J
Dan sekarang, benar2 akhiri membicarakan dia lagi. Titik!

Ok, sekarang kita fokus ke masa depan!
#Ceileh..bahasa gue :D

Aku cuma pengen berhenti dijadikan “bukan-bulanan” tema obrolan keluarga. Salahkah niatku Nne?
Aku cukup terhenyak bacanya, meski aku bisa terima alasanmu ini. Karena aku juga mengalaminya. Tapi, please. Untuk saat ini, kamu wajib simak kata-kataku dan pikirkan dengan utuh.

Anin yang cantik, aku kan sudah cerita tentang proses ta’arufku beberapa waktu lalu. Sebelum kita mulai bercerita melalui email ini. Waktu tawaran ta’aruf itu datang, aku begitu bersemangat, aku bahagia, aku akan segera mengakhiri ‘derita jodoh’ yang menyerangku. Aku rela bolos kerja demi ta’aruf ini, padahal paginya baru aja aku kena teguran GM. Aku mikir pendek saat itu. Aku hanya berpikir untuk mengakhiri semuanya. Aku menikah. Selesai. Dan ternyata, ta’arufku gagal, dan parahnya, aku yang memutuskan untuk tak melanjutkannya.
Kamu tau Anin? Sampai detik ini, sungguh sebenarnya aku masih merasa bersalah pada ikhwan itu. Dia ikhwan yang benar2 baik. Aku merasa sudah mempermainkannya. Aku melihat cahaya pengharapan di matanya padaku, bukannya GR, tapi sepertinya dia sudah menaruh harap besar untuk aku. Astaghfirulloh, semoga dia segera menemukan pendamping yang jauh lebih baik dari aku.
Kakak ku pun sampai menasehati aku perihal ini, dia merasa sangat kasihan dengan nasib si ikhwan. Dia memintaku untuk jangan pernah main2 dalam ta’aruf karena ini bisa melibatkan perasaan juga.
Jadi Anin, tolong, kalo kamu belum benar2 siap, jangan sanggupi. Hmm.. tapi aku juga tak akan memaksamu. Jodoh masih jadi misteri buat kita.

Dan penilaianku tentang Rafky.
Jujur, aku tak suka melihat dari akun fb-nya. Menurutku, dia tu tipe cowok yang demen tepe2. Terlalu terbuka ama cewek2. Liat deh, di setiap statusnya mencerminkan dia cowok yang suka bikin cewek klepek2. Bikin status2 yang bisa mancing cewek2 biar terpesona. Aku nggak yakin kamu bakalan bisa lama2 berdampingan dengan orang seperti itu.
Jangan lupa, kita tu punya sifat yang sama Anin, kita PENCEMBURU tingkat BIDADARI, pencemburu kronis, stadium 4!
Intinya, aku kurang setuju kalo kamu ama Rafky.
Maaf, ya aku terlalu jujur.


Baca: