Kamis, 29 November 2012

Citra diri


Ceritanya, aku dipanggil GM-ku untuk ke ruangannya. Hal yang teramat wajar memang. Akan tetapi ini merupakan hal yang lumayan ‘istimewa’ buat aku, selama 8 bulan aku kerja di tempat kerja yang sekarang, baru kali ke-2 ini aku dipanggil beliau. Biasanya beliau yang ke ruangan ku kalo ada perlu, hhehe

Aku pikir waktu aku dipanggil, aku mau ditanya2 terkait kerjaan karena setelah 2hari beliau tidak masuk ada masalah dengan laporan staf2 admin. Eh, ternyata.. aku dimintain tolong buat me-uninstall antivirus di laptop beliau. Aku pun tersenyum canggung. Lalu dengan muka se-meyakinkan mungkin aku duduk di depan meja beliau dan langsung mengutak-atik pasien baruku. Meski sebenarnya canggung banget2, harap maklum aku jadi berdua saja di ruangan beliau dengan pintu tertutup. Aku pun kerja cepat, agar segera bisa keluar dari ruangan.
Ampuni dan lindungi aku ya Robb.. yakin hatiku menolak keadaan ini.. >,<

Hmm.. mengingat mengapa GM minta tolongnya ke aku, aku pun jadi termenung dan memikirkan, aku bukan anak IT, dan sebenarnya ilmu IT-ku masih jauh dari cukup, nah..bagaimana sebenarnya orang2 di sekitarku memberikan citra tentang aku, aku penasaran mereka menilai aku bagaimana. Di kantor, teman2 kantor sering minta tolong ke aku buat ngutak-atik gadget mereka, yang notabene-nya gadget mereka jauh lebih canggih dari yang aku punya. Yah, aku syukuri aja sih, dengan demikian aku bisa ngrasain make’ gadget canggih. Padahal yakin, aku pun sebenarnya tidak lebih tau dari yang punya gadget. Dulu temen2ku semasa kuliah, saat masi hidup sebagai orang rantau, temen2 sering tanya jalan2 atau arah di kawasan Semarang, yang jujur aku sebenarnya juga nggak tau banyak daerah Semarang. Emang seh, sejak awal merantau aku uda berani melanglang buana ke daerah Banyumanik padahal kost-ku di Kaligawe, tapi itu karena terpaksa, karena aku butuh, dan kebetulan akses bis dari kaligawe ke Banyumanik kan emang gampang.

Beberapa kali juga ada teman atau junior dan orang2 yang ada di sekitarku, blak2an bilang nge-fans ama aku (bukan naksir lho ya), aku sering mengernyitkan dahi. Emang apa istmewa-nya aku??? Hhhaaha
Yah, tapi aku syukuri, Alhamdulillah, ini artinya Allah telah menutupi aib-ku di mata orang2.

Aku kok jadi narsis gini y? Kembali ke topik, masalah citra diri aku. Kalo lah, orang yang bisa memperkirakan pilihanku pada sederet pernyataan ini, aku nilai cukup lah mengenal aku,
>> antara TEMPE dan TELUR
>> antara KANGKUNG dan PARE
>> antara JOGJA dan SEMARANG
>> antara JAKARTA dan JAWA (daerah di Jawa Tengah)
>> antara SUNTIK dan OBAT
>> antara BLACKBERRY dan HP
>> antara PEGAWAI BANK (SKALA NASIONAL) dan STAFF ACCOUNTING (PERUSAHAAN SKALA KECIL)
>> antara MENJAUH dan MARAH2

Aih, tambah nggak penting tulisan aku...sudah.sudah.sudahi saja..
;)

Rabu, 21 November 2012

Maksiat dengan berdalih birrul waalidain


Belum lama ini, aku agak tersentak melihat foto pernikahan seorang temanku hasil upload di FB. Bukan karena kaget tau temenku uda nikah. Akan tetapi, aku cukup kaget melihat kostum yang dikenakan. Temanku (cewek) memakai kostum  adat jawa, tepatnya ‘basahan’ . Kostum yang berupa kemben ini, hanya mampu membalut tubuh temanku sebatas dada ke bawah. Bagian dada atas, bahu dan lengannya terbuka. Dan jelas, kepalanya dihias layaknya adat jawa, jadi dia tidak berjilbab. Astaghfirullah, semoga ini bukan ghibah. Semoga ini bisa menjadi pelajaran untuk muslimah lainnya.



Temanku ini, muslimah berjilbab. Dia sudah mulai rapi berjilbab setiap keluar rumah sudah hampir 2tahun yang lalu, tepatnya saat dia mulai dekat dengan aku. Begitu yang aku lihat selama dia bersamaku. Wallahua’lam selama aku tak bersamanya. Berdasarkan pengakuan temanku ketika aku mencoba tabayyun, dia memakai kostum tersebut karena terpaksa. Ibunya yang memintanya memakai kostum tersebut. Jadi dengan dalih birrul waalidain temanku ini memamerkan auratnya di acara walimahannya.

Dalam keadaan otak masih penuh ketidakpercayaan dengan apa yang aku lihat, aku menggerakkan mouse  yang kugenggam. Masih di dunia per-FB-an, aku menjelajahi foto2 teman2 FB-ku, masyaAllah, aku kembali menemukan foto temanku yang lain tanpa jilbab, keadaannya hampir sama, dalam acara pernikahan, tapi kali ini bukan acara walimahan temanku, mungkin di acara keluarganya, dan anehnya aku menemukan pengakuan si pemilik foto pada fotonya yang tanpa jilbab, “Berat bgt bwt melepaskan jilbab utk acr ini, Maaf karena sya terpaksa n harus melakukan karena sebuah tuntutan.

Bbbbeeeuuuuuuuhhhhhhhh
what the fuck ?!
Kembali kata2 T.E.R.P.A.K.S.A  jadi dalih mereka untuk melepas jilbab, hanya untuk sebuah acara.
Tau apa yang ada di pikiranku?
Kalo terpaksa ngejalaninnya, kenapa mesti pake’ di-upload ke FB tu foto tanpa jilbabnya ???!  Pengen semua orang tau kalo kamu dipaksa buka jilbab atau apa ???!“

Astaghfirullah, aku wajib khusnudzon! Maaf teman. Mungkin kalian juga terpaksa upload tu foto ke FB y?
Tapi taukah kalian sista? Dengan demikian, kalian telah melakukan kesalahan double. Pertama, kalian uda dengan rela membuka aurat saat acara dengan disaksikan orang2 yang hadir di acara. Kedua, kalian telah memamerkan hasil kesalahan pertama kalian di dunia maya, dengan demikian kalian sama saja telah membuka aurat kalian kembali !!!

Huft, tapi mungkin kalian (terutama yang buka aurat di acara walimahannya) berpikir, aku rela melakukannya karena ini untuk walimah, yang terjadi hanya sekali dalam seumur hidup. Mmm..yah, terserah kalian lah, dosa ditanggung sendiri. Kalo kalian tau pernikahan yang selama ini aku rencanakan, mungkin kalian malah akan bilang aneh. Aku ingin nikah tanpa pake jasa penata rias dan tanpa panggung. Alasannya? Karena aku nggak mau jadi tontonan. Ah, kenapa aku jadi curcol? Kembali ke topik yang sebenarnya aku ingin bahas yuk, yakni tentang dalih mereka rela membuka aurat untuk birrul waalidain.

Birrul waalidain atau berbakti kepada orangtua merupakan amal kebajikan yang sangat besar nilainya di mata Allah swt.. Karenanya, dalam beberapa ayat Al-Qur`an, perintah untuk berbakti kepada orangtua disandingkan dengan perintah untuk menyembah Allah, seperti pada firman-Nya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al-Israa` [17]: 23).

Bila kita perhatikan, perintah untuk berbakti kepada orangtua dalam ayat tersebut bersifat umum. Belum ada batasan-batasan tertentu. Tetapi kemudian pengertian yang terkandung dalam ayat ini ditakhshish (dipersempit) dengan firman Allah pada ayat lain: “Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orangtuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya.” (QS. Al-‘Ankabuut [28]: 8)

Dari ayat kedua ini, dapat difahami bahwa tidak semua perintah orangtua harus dituruti. Bila orangtua menyuruh kita untuk keluar dari agama Islam atau untuk melakukan kemusyrikan, maka kita wajib menolaknya. Inilah yang pernah dilakukan oleh Sa’ad bin Abi Waqash kepada ibunya. Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqash ra., bahwa dia berkata: “Aku adalah seorang laki-laki yang berbakti kepada ibuku. Ketika aku masuk Islam, ibu berkata: ‘Agama apa yang kamu peluk itu, wahai Sa’ad? Kamu harus meninggalkan agamamu itu, atau aku tidak akan makan dan minum sampai aku mati, sehingga kamu akan dicemooh (oleh orang-orang) karena kematianku, dan akan dikatakan kepadamu: ‘Wahai Sang Pembunuh ibunya.’ Aku menjawab: ‘Ibu, janganlah engkau melakukan itu, karena aku tidak akan pernah meninggalkan agamaku ini karena alasan apapun.’ Setelah melihat sang ibu mogok makan selama satu hari satu malam, Sa’ad berkata: ‘Wahai ibuku, demi Allah, ketahuilah bahwa seandainya engkau memiliki seratus nyawa, kemudian nyawa-nyawa itu keluar dari dirimu satu persatu, maka aku tidak akan pernah meninggalkan agamaku ini.’” Melihat kesungguhan Sa’ad, sang ibu pun akhirnya menghentikan aksi mogok makannya itu.

Selain itu, pengertian firman Allah dalam QS. Al-Israa` (17): 23 juga ditakhshish (dipersempit) oleh Hadits Nabi saw. yang berbunyi: “Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam hal kemaksiatan kepada Allah.” Secara tegas, Hadits ini menjelaskan bahwa seorang Muslim dilarang untuk menaati perintah siapapun -termasuk orangtua- yang mengandung unsur kemaksiatan kepada Allah, Sang Khaliq. Yang dimaksud dengan “maksiat” (kemaksiatan) adalah perbuatan mendurhakai atau tidak mematuhi perintah Allah (dan Rasul-Nya), atau melanggar aturan Allah. 

Nah, bagaimana dengan membuka aurat demi bakti kepada orang tua???
Mari kita lihat salah satu dalil yang berisi perintah menutup aurat,
Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin; “Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”.. (QS. Al-Ahzab: 59)

Jadi, perintah berjilbab ini adalah suatu ketetapan yang tidak bisa ditawar-tawar atau ditolak dengan dalih apa pun, karena Allah yang kita sembahlah yang telah mewajibkannya. Perintah ini merupakan syariat bagi muslimah, jilbab merupakan bentuk riil perwujudan dari syahadat kita.

So, kita nggak bisa dengan dalih untuk birrul waalidain lalu melanggar perintah untuk tetap berjilbab ini. Jika kita melaksanakannya itu bukan birrul waalidain seperti yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, tapi ketaatan yang mengandung unsur kemaksiatan kepada Allah.
Aku jadi khawatir, pernikahan yang begitu agung, bahkan akadnya pun mampu mengguncang arsy’, tapi karena dalam pengadaannya terdapat perbuatan kemaksiatan, justru akan menjadi penyebab celaka bagi mempelai bukan keberkahan yang diperolehnya seperti yang diharapkan. Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang mereka lakukan.
Wallohua’lam

Senin, 19 November 2012

Rumah Tangga juga ada teorinya (ilmunya)


[1] Kebanyakan manusia ktk hendak menjalin suatu hubungan RT sering terkecoh dg slogan "Aku bisa menerimamu apa adanya,apapun kekuranganmu".

[2] Mereka tidak bisa membedakan slogan tsb sbg teori di atas kertas dg aplikasi nyata dalam kehidupan sehari-hari.

[3] Sebenarnya, teori-teori hubungan semacam itu tidak bermasalah, sah-sah saja, sbg penguat 'azam (tekad) utk mengarungi hidup bersama.

[4] Tp,akan mjd bermslh bila msing2 pihak malah bersandar dg teori tsb hingga tak mampu/tak mau mnunaikn hak & kwjbn keRTan. Maksudnya bgmn?

[5] Contoh: Seorg calon suami mengatakan dg jujur kpd calon istrinya bhw dia adlh lelaki yang miskin, tidak punya apa2, bhkn blm pny pkrjan

[6a] "Kemudian si calon istri, dengan berbekal teori "rela menerima segala kekurangan pasangan", dia mengatakan:

[6b] "Apapun adanya dirimu, aku menerimamu dg ikhlas. Aku tidak perduli meski dirimu belum punya pekerjaan. Yang penting nikahilah aku...."

[7] Stlh nikah,bskah suami alasan dg "kekurangannya yg tlh ditrima oleh istri" utk dia tdk mberi nafkah materi pd istri&anak2nya? Tentu tdk!

[8] Inilah yg dimksd,scr teori diats kertas, blh sj istri rela mnrima sgl kkurangan suami,nmun dlm praktiknya,suami ttap hrs tampil"smpurna"

[9] tampil sempurna yg dimaksud layaknya tidak memiliki kekurangan (terkait penunaian hak dan kewajiban).

[10] Pd kasus di atas, suami blh sj mengaku memiliki kekurangan ekonomi, tp dlm aplikasi nyata dia hrs tetap mberi nafkah ekonomi bg klrgnya

[11] Cntoh lain:Si calon istri mngaku ia sm skali tdk bs mmasak.Dia sngt buta dg urusan dapur.Sbab,sejak kcl ia tdk diajari ortunya ke dapur

[12a] Kemudian si calon suami mengatakan, "Aku menerimamu apapun adanya dirimu, dengan segala kekuranganmu.

[12b] Aku tidak perduli meski kamu tak bisa masak. Aku tetap mencintaimu, dan aku ingin menikahimu......"

[13] Setelah menikah, bisakah si istri beralasan dg "teori kekurangannya" untuk dia tidak menyiapkan keperluan makan suami dan anak-anaknya?

[14] Bisakah si istri bermalas2an di tempat tidur dikala pagi, jgnkan menyiapkan sarapan buat suami,secangkir kopi pun tidak? Tentu tdk bs !

[15] Istri blh sj memiliki kkurangan,namun dlm praktik nyata dia hrs tampil sempurna sbg seorg istri yg baik (terkait penunaian hak & kwjbn)

[16] Dalam kasus ini, istri tetap harus berusaha memasak, menyiapkan segala keperluan makan dan minum suami serta anak-anaknya.

[17] Ini semua menunjukkan bahwa "teori di atas kertas" tidak selamanya sejalan dengan "aplikasi lapangan" dalam praktik nyata.

[18] Kkurangan blh ada. Tp,dlm praktik riilnya,suami & istri hrs memupus sgl kkurangan tsb,serta tampil "sempurna" dlm penunaian hak & kwjbn

[19] Skali lg,dlm hal penunaian hak&kwjbn. Adapun kkurangan yg brsifat kodrati & diluar penunaian hak & kwjbn, mk tdk msuk dlm pmbahasan ini

[20] Ini perlu dipahami.Supaya ikhwan & akhwat yg hndak mnjalani ikatan RT tdk terkecoh dg slogan "menerima kekurangan" calon pendamping hdp

[21] Harus dipilah, kekurangan yang seperti apa, serta bagaimana implikasinya terhadap penunaian hak dan kewajiban.

[22] Jgn sampai menyesal di kmdian hr krn memiliki psangan hdp yg slu bersandar pd kkurangannya hingga tak mau mnunaikan hak & kwjbn dg baik

[23] Bkn teorinya yg slh. Tp cra pandang & aplikasi riil dr teori tsb yg hrs dibenahi.Sbab,tak bs dipungkiri,sgl sesuatu ada teorinya (ilmu)

[24] Yg prlu digaris bwhi adlh,jgn smp teori "mnerima kkurangan" psangan mnjdkn seseorg lemah & tdk brusaha smpurna dlm pnunaian hak & kwjbn

*Retweet dari  @keluarga_samara


Minggu, 18 November 2012

doaku


Well, aku akui aku sedang dilanda galau. Pengen ah, sesekali bikin tulisan yang berisi doa, bukannya pengen ikut trend orang yang demam doa di wall FB, aku cuma ingin memperjelas tujuan dan pintaku untuk Zat yang memiliki hidupku seutuhnya..

Ya Robb,
Segala pujiku teruntukMU untuk segala nikmat yang telah Engkau curahkan untuk ku
Tak akan aku ingkari begitu banyak limpahan nikmat yang telah Engkau curahkan untuk ku
Ampuni aku ya Robb atas segala ucapan dan perbuatan yang mungkin tanpa aku sadari telah mengingkari nikmat MU

Ya Robb, dalam usia 22ku ini, aku berharap sangat akan datangnya jodohku
Tapi sungguh, aku yakin ya Robb, Engkau yang lebih tau waktu yang terbaik untuk ku, karena itu Ya Robb bantu hatiku dan hati orang2 di sekitarku untuk sabar dengan ketentuanMU, terutama hati kedua orang tua-ku, aku titipkan hati mereka kepada MU sepenuhnya Ya Robb, aku berpasrah sepenuhnya masalah waktu kepadaMU..

Ya Robb, sesungguhnya hidupku, matiku dan ibadahku hanya untuk-MU
Ya Robb, berikanlah aku jodoh yang baik untuk agama dan akhiratku
Berikanlah seseorang yang mampu memperbaiki agamaku
Berikanlah seseorang yang mampu meneguhkan tauhidku, jangan biarkan orang yang  berani menodai tauhid dalam dirinya datang menceraiberaikan tauhidku, sungguh aku takut bila harus menjadi makmum bagi orang yang berani menyekutukanMU

Ya Robb, aku yaqin tulangrusuk yang telah Engkau ciptakan tak kan pernah tertukar
Maka perbaikilah agamaku dan agama pemilik tulang rusuk ini, sungguh Engkau lah sebaik2 perencana

Ya Robbi, Yang Maha Menggenggam hati
Buka lah mata hatiku saat jodoh yang Engkau tentukan untuk ku telah siap Engkau pertemukan dengan aku, agar aku mudah melihatnya
Bukakanlah hatiku dan hati orang-orang di sekitarku terutama orang tuaku agar kami bisa menerimanya dengan lapang hati
Permudahkanlah pertemuan aku dan jodohku
Sebelum waktu itu tiba, jagalah hati kami ya Robb, berikanlah kelapangan hati dan kesabaran pada kami serta kepada orang2 di sekitar kami terutama pada keluargaku Ya Robb

Aamiin

malu itu..


Ceritanya, aku mau belajar mandiri ngatur rumah, karena dari yang aku denger dalam rumah tangga itu, rumah milik seorang istri, istri wajib dan berhak mengatur rumah dan sgala pernak-perniknya. Jadi di kantor dari hal terkecil di ruanganku, aku coba untuk menyelesaikannya sendiri. Kebetulan AC di ruanganku lagi bermasalah, biar nggak kepanasan aku nyalain kipas angin yang dipasang di dinding. Aku merasa perlu pewangi ruangan biar ruanganku nggak terkesan panas, karena sepertinya kipas angin tak cukup untuk mengusir hawa panas di ruanganku, maklum kantorku kan jadi satu ama pabrik, jadi panasnya tak bisa ditawar.

Karena kipas anginnya dipasang di dinding dengan ketinggian yang lumayan, aku harus naik ke atas meja kerja untuk bisa memasang pewanginya. Aku pun dengan pede-nya dan tanpa ragu sedikit pun naik ke atas meja, pikirku toh ini ruanganku sendiri dan aku emang lagi sendiri di ruangan. Pintu ruangan aku tutup biar nggak ada yang melihat ulahku.
Tanpa diduga, tiba-tiba ada yang membuka pintu yang kebetulan letak pintu bersebelahan dengan meja yang aku naiki, jadi ketika pintu dibuka aku yang sedang berada di atas mejalah yang tampak. Dan taukah siapa yang masuk ke ruanganku?

Wow, GM-ku masuk ke ruanganku, alhasil beliau pun teriak karena kaget melihat aku yang sedang berdiri di atas meja.
Aku pun cuma tersenyum malu sambil menjelaskan apa yang sedang aku lakukan.
Ah, Pak, kenapa nggak ketok pintu dulu? >.<

Rabu, 07 November 2012

stress kah saia ???


Aku sering merasa tiba2 demam saat menghadapi sesuatu, dan dari hasil googling artikel terkait stress dan pengaruhnya pada tubuh, aku menemukan artikel yang cukup menarik dari http://www.rumahsakitkemayoran.com/.

Dr. Hans Selye, seorang bapak penemu teori tentang stress, mendefiniskan stress sebagai suatu respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan yang dibuatnya. Kebutuhan tersebut dapat berupa ancaman, tantangan atau setiap macam perubahan yang mengharuskan tubuh untuk beradapatasi. Stress normal ada untuk membuat penampilan dalam menjalani kehidupan ini menjadi wajar dan disebut “eustress”, namun kalau menjadi lebih buruk disebut “distress”, jenis stress inilah menyebabkan kemarahan atau membuat kondisi sakit.
Manifestasi gejala stress:
1.  Fisik
Kelelahan, sakit kepala, insomnia, otot nyeri, jantung berdebar, kulit wajah/muka memerah
(aku ambil yang sesuai dengan keadaanku)
2.  Psikis
Daya ingat dan konsentrasi menurun, jiwa terasa hampa, kebingungan dan kehilangan daya untuk menikmati humor
3.  Emosional
Kekecewaan yang berlebihan, ketakutan, cemas berlebihan
4.  Perilaku
Kegugupan terlihat, nafsu makan dan minum meningkat, cengeng

Nah, sekarang mari kita analisis apa yang sedang terjadi pada tubuhku, mengapa aku bisa merasa demam tiba2.
Pagi ini, aku merasa suhu tubuhku meningkat dan pening di ubun2, nafsu makanku sejak kemaren buruk sekali, kemaren saja aku hanya 1x makan nasi, itu pun hanya sedikit, jatah dari kantor tidak aku habiskan. Padahal aku merasa tubuhku sebelumnya dalam keadaan fit, bahkan flu pun tidak
Apa benar aku stress?
Aku tak tau pasti, aku merasa pikiranku tenang, aku sedang tidak dalam keadaan galau. Biasa aja. Akan tetapi, memang aku sedang menghadapi suatu masalah yang aku buat sendiri.
Jadi, bila peningku ini benar karena akibat sebenarnya psikis-ku sakit. Tanpa aku sadari di alam bawah sadar sana aku merasa stress atau sakit.
Maka berarti, sebenarnya aku nggak rela dengan semua ini.
Maaf ya, ternyata aku tak mampu untuk mencegahnya, seandainya hati-tubuh dan keinginanku ini bisa berekspresi, mungkin mereka akan menyenandungkan lagu Cakra harus terpisah:

Ku berlari, kau terdiam, ku menangis, kau tersenyum
Ku berduka, kau bahagia, ku pergi, kau kembali
Ku mencoba meraih mimpi, kau coba tuk hentikan mimpi
Memang kita takkan menyatu

Sekali lagi, aku minta maaf yach..

*ini kutulis dalam keadaan berteman pening

Selasa, 06 November 2012

Pati Bumi Mina Tani

Sabtu, 3 November 2012, pukul 13.30, aku berangkat dari rumah pergi dengan tujuan ke Pati Bumi Mina Tani, untuk memenuhi undangan seorang sahabat di acara terpenting dalam hidupnya: MENIKAH!

Dari rumah, aku diantar menggunakan motor oleh kakak ku sampai terminal Temanggung. Dari terminal aku naek bis Wonosobo-Magelang ke arah Magelang dan turun di Secang, lalu ganti bis Jogja-Semarang menuju Semarang. Berdesirlah hatiku dalam perjalanan menuju Semarang.
Subhanallah, lebih dari 3tahun dulu aku sering, kadang tiap minggu, 2minggu sekali atau sebulan sekali akan melewati jalanan ini. Pemandangannya masih sama, hijau, dan selalu menyenangkan dalam pandangan mataku. Alhamdulillah, bis tidak terlalu penuh, sehingga aku bisa duduk manis dan menikmati pemandangan dari dalam bis.


Pukul 16.40, aku tiba di Terminal Terboyo, turun dari bis Jogja, aku menuju parkiran bis ke arah Surabaya. Ketika melihat bis Nus***ara yang ada tulisan “Kudus-Pati-SBY”, tanpa pikir panjang, waktu ditawarin kernetnya, aku naik ke dalam bis dan duduk di bangku urutan nomer 3 dari depan. Sebelahku seorang ibu2, yang aku tanya mau ke mana beliau menjawab ke Kudus. Tak lama, seorang bapak2 datang dan minta ijin untuk duduk di sebelahku, aku pun mempersilakan dengan sopan, lalu sekedar basa-basi aku bertanya ke mana tujuan si Bapak tadi, ternyata beliau juga mau ke Pati, alhamdulillah pikirku, meski beliau turun lebih dahulu dari aku, seenggaknya kekhawatiranku dengan perjalananku ini agak berkurang, karena jujur aku nggak hafal dengan rute perjalanan kali ini. Aku baru sekali ke Juana, dan itu pun sudah lama.

Ketika sang kondektur menarik ongkos bis, aku mulai merasa ada masalah dalam perjalananku ini. Ketika aku menyebutkan tujuanku ke Pati, si kondektur bilang, “Sampai Kudus ya, Mbak? Nanti ganti bis di Kudus.”
What?????
Aku terkejut. Gimana ini? Aku nggak tau wilayah Kudus!
Lalu Bapak yang duduk di sebelahku menenangkan aku. Aku pun meminta tolong dan ijin, nanti saat di Kudus aku mau ikut dengan beliau, karena aku benar-benar buta arah. Beliau pun menyanggupinya, beliau lalu bercerita, beliau berasal dari Sorong-Papua.
Sesampainya di Kudus, aku dan Bapak tadi beserta istrinya duduk di pinggiran jalan raya Kota Kretek untuk menunggu bis yang bisa mengantarkan kami ke Pati. Aku mendengar adzan maghrib, masyaAllah, sifat manusiawiku keluar, aku diterpa kepanikan. Aku pun bercerita pada teman dekatku. Subhanalloh ada yang manis, bapaknya temanku teramat mengkhawatirkan aku. Beliau berniat menjemput aku, padahal rumah temanku ada di Jepara *terimakasih uchay dan keluarga ;)


Akan tetapi, alhamdulillah, tak lama, ada bis jurusan Surabaya yang tentunya bisa mengantarkan kami ke Pati. Bisnya berisi penumpang penuh, teramat penuh malah menurutku, aku belum pernah naik bis sepenuh ini, ak berdiri di pintu bis, pemirsa! teramat rawan bahaya buat aku, tapi aku nekat tetap ikut naik, daripada aku kemalaman. Di bis aku bingung mau berposisi bagaimana, aku pun dibantu si Bapak Sorong tadi dan kondektur untuk memposisikan diri, aku dikasih tau cara berpegangan supaya aman, bahkan letak tasku saja dibenerin ama kondekturnya biar aman katanya, subhanalloh lah, aku sangat bersyukur ditolong orang2 baik yang tulus menolongku. Saat berdiri di bis aku tau banyak sms masuk, bahkan terdengar nada dering telpon masuk, tapi aku nggak bisa membuka hp-ku. Setelah penumpang sedikit berkurang. Baru aku bisa mengabari teman2.
Tak lama, sampailah bis di kota Pati, si Bapak Sorong turun, sebelum turun, beliau menitipkan aku pada penumpang lain, seorang ibu2 yang kebetulan juga mau turun di Juana. Baik sekali Bapak itu, Terima kasih, Pak.. J
Pukul 19.22, aku turun dari bis dan menginjakkan kaki ku di Juana, Pati Bumi mina Tani.



Sobeklah kertas sampahmu !


Saat kerja, aku pernah diajarin atasanku untuk menyobek kertas hasil kerjaku yang tidak jadi digunakan. Awalnya aku enggan menurutinya. Pikirku, sayang, terlalu mubadzir. Kertas baliknya menurutku masih bisa aku gunakan. Kertas-kertas hasil print yang tak jadi gunakan, akhirnya aku tumpuk di tempat kertas, aku tumpuk dan tumpuk, simpan, siapa tau kapan-kapan butuh kertas buat alat bantu sekedar coret-coretan.

Suatu hari, aku bingung sendiri dengan tumpukan kertas-kertas tersebut. Kadang bercampur dengan file yang akan aku gunakan. Bingung, bingung dan bingung.
Aku baru paham, ternyata ini yang dimaksud atasanku.
Kita akan bingung dengan sampah kita sendiri.

Mengapa harus disobek???
Karena aku kerja sebagai accounting, aku mengolah data keuangan perusahaan yang sifatnya sangat RAHASIA, jadi dalam membuang sampah file pun harus hati-hati. Jangan sampai orang lain bisa membaca isi data.

Sekarang, tanpa ragu, aku menyobek kertas hasil print yang ternyata belum tepat isi laporannya atau hasil print yang hanya aku gunakan untuk alat bantu meng-input data ke GL.
Mubadzir? Sayang?
Ah, tidak lagi aku merasakannya, karena aku tak mau dibingungkan dengan sampah kertas di masa mendatang.

Yeuph, mungkin seperti ini juga kurang lebih seharusnya sikap yang harus aku ambil dalam melihat masa lalu. Hal-hal yang tak perlu aku ingat, buang jauh-jauh, sobek-sobek dan hancurkan dulu kalo perlu, biar aku tak bisa membacanya lagi. ;)