Pagi ini saya melakukan kesalahan, eh, bukan kesalahan tepatnya saya mencoba membenahi kesalahan. Karena suatu hal, sejak kemaren saya sedang sengaja men-deactive-kan akun facebook pribadi. Akan tetapi, karena saya merasa butuh akun facebook untuk berkomunikasi dengan teman, saya putuskan untuk membuat akun baru dengan nama samaran. Dan saya pun hanya add beberapa teman saja. Entah, kemaren syetan yang mana yang telah berhasil menaklukan, saya iseng berbuat jahil kepada teman terdekat. Saya berpura-pura menjadi salah satu fans-nya. Sebenarnya hati saya bergejolak waktu itu, saya tidak suka berpura-pura, meski hanya melalui tulisan tanpa bertatap muka. Tapi ternyata, kepura-puraan saya ini berhasil, teman saya tidak curiga. Sore harinya, saya telepon teman saya ini, bukan berniat untuk menjelaskan masalah facebook, sekedar melepas dahaga rindu di hati. Di sela-sela obrolan kami, dia menceritakan tentang akun fb abal-abal, saya terdiam, tak berani menanggapi, karena saya memang tak pandai berpura-pura. Jika saja kami bertatap muka, saya yakin dia akan curiga. Saya benar-benar merasa berdosa dengan kepura-puraan ini. Dan karenanya, pagi ini, saya buka saja topeng ini, saya ungkap kebenaran, saya siap dengan segala resiko.
Benar saja, ketika saya menunjukkan siapa saya. teman saya ini langsung mem-blocking akun abal-abal saya, sebelum memberi kesempatan saya untuk menjelaskan.
Baiklah, saya terima, saya memang salah, saya tak akan membela diri.
Saya hanya ingin mengabarkan pada semesta, ini mengapa saya lebih cenderung tak menyukai kejutan. karena kejutan seringnya seperti ini, penuh kepura-puraan.
maafkan saya njeh uchay
Tidak ada komentar:
Posting Komentar