Rabu, 26 Juni 2013

berpikir tentang cinta

C.I.N.T.A
Aku benar-benar tertegun mengeja kata ini, cinta? Benarkah cinta? Tema cinta yang kau pinta untuk ku malam ini? Sumpah, demi Zat Pemilik jemari yang biasa aku gunakan untuk mengetik di atas keyboard. Kali ini entah jemariku enggan untuk kembali menekan tuts-tuts yang ada. Mataku masih belum mau beranjak arah dari layar smartphone-ku.

Mengapa mendadak kamu memintaku menulis tentang cinta?
Sungguh, ini tema yang berat untuk aku, mengapa tak kau minta saja aku menulis tentang analisis ekonomi atau sandiwara politik negeri ini yang carut-marut seperti biasanya? Atau kamu minta aku untuk mengkritisi kebijakan pemerintah atau kasus terbaru hasil kerja KPK. Aku bersedia, yakin, aku jauh lebih bersedia. Tapi kenapa kamu memilih cinta?

Dan demi permintaanmu, hanya inilah yang bisa aku tulis,

Cinta tak membutuhkan definisi dengan rangkaian kata, karena tak akan ada kata lain yang mampu mewakilkan dari kata cinta. Cara mencintai yang tepat itu dengan rasa dan perwujudan karya nyata, bukan dengan kata-kata. Mencintai adalah hal yang menyenangkan, tapi usaha untuk tak menampakannya dan berpura-pura itu teramat melelahkan.

4 komentar:

  1. tapi ko keto'e non fiksi yooo huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. sumpah, demi Penciptaku,
      ini fiksi, belum pernah terjadi demikian,

      ahhihi, berarti aku sukses njeh nulisnya,
      kalian mengira ini fakta :)

      Hapus