Di usiaku 18-20tahun, aku
berhasrat menikah secepatnya. Kala itu mungkin jika ada seseorang yang mengajak
nikah, aku jabanin deh, tapi dengan syarat kalo aku suka ama yang ngajak,
hhehe..karena sebenarnya kala itu udah ada beberapa kandidat yang minat mempersunting
aku. Akan tetapi, karena emang belum jodoh, aku nggak ngrasa ada getaran2 yang
mengharuskan aku buat menerima pinangan yang datang. Nggak ada maksud sombong,
atau mau sok jual mahal. Tapi beneran, aku belum dapet sinyal2 bahwa aku adalah
tulang rusuk salah satu dari mereka. Konon katanya, kata orang2 yang uda
menemukan jodohnya ,kalo jodoh kan bakal ada sinyal2 gitu.
Kala itu, yang ada dalam
pikiranku: NIKAH dan bersenang2 dengan suamiku!
Nakalnya otakku, aku pernah
berfikir untuk segera nikah, hanya karena waktu itu aku gampang jatuh dan
lecet2. Dan aku berpikir, jika aku nikah kan entar bakal ada suamiku yang bakal
terus jagain aku dan aku nggak akan jatuh2 lagi..aw.aw.aw.. *Aku kadang ketawa
sendiri mengingat pikiranku kala itu :D
Kali ini, sepertinya otakku
mulai beres, pernikahan itu tak sekedar menyatukan 2 anak manusia, pernikahan
itu tak hanya untuk memenuhi kebutuhan diriku akan hadirnya seseorang di
sampingku, pernikahan itu tak sekedar untuk membuat acara untuk mengundang
teman2ku, pernikahan itu tak sekedar untuk sehari-dua hari, pernikahan itu tak
sekedar untuk menghalalkan hubungan dengan lawan jenis, pernikahan itu tak
sekedar sebatas yang selama ini aku pikirkan..
Banyak, bahkan mungkin
terlalu banyaaaaaaaaaaaaaaaak yang harus dihadapi setelah pernikahan. Kadang
pun, saat ini muncul perasaan takut dan khawatir dalam otakku. Aku takut belum
mampu menjadi istri yang baik untuk suamiku, belum mampu menjadi menantu yang baik untuk mertuaku, belum
mampu hidup dengan peran aku sebagai seseorang yang utuh dalam bermasyarakat
jika aku dan suami tinggal di rumah sendiri, dan belum mampu menjadi seorang
ibu yang baik untuk anak2ku.
Akan tetapi,
Aku tetap berusaha dan
belajar buat mempersiapan diri, aku juga tetap menanti bapak dari anak2ku
datang meminta diri ini dari kedua orang tuaku.
Ketakutanku tak pernah
membuatku berniat untuk menunda jika memang jodohku datang,
Aku yakin Allah akan
mempertemukan kami pada waktu yang tepat