Kali ini aku mau
bercerita yang teramat kurang penting, ini hanya sekedar uneg-uneg yang
memenuhi ruang memory-ku, daripada sekedar jadi uneg-uneg yang terus saja
mengendap dan mungkin bisa memenuhi ruanganku lebih baik aku buat tulisan saja,
siapa tau bermanfaat. Hhehehe
Ceritanya pekan
kemaren, tepatnya hari Jumat yang indah, aku dan beberapa staf kantor bertugas
nyari seragam kantor. Agak berbeda dengan belanja seragam pada pekan
sebelumnya, kali ini kami mencari bawahan jadi saja, bukan bahan yang masih
harus dijahit. Sesampainya di pasar, kami pun bertanya pada salah satu penjual,
apakah punya stok celana panjang bahan bukan jeans warna biru donker, dan
layaknya transaksi jual-beli baju secara wajarlah, kami memilih-milih. Di sela
aktivitas itu, salah satu temanku menanyakan apa penjualnya juga punya stok rok
untuk kerja. Dan, bisa ditebak untuk siapa rok ini. Iya, benar, aku dipilihkan
rok. Jadi, tanpa aku perlu meminta mereka tau, aku bakal memilih rok, meski
yang lain pakai celana.
Ahai, ternyata
orang-orang di sekitarku sudah benar-benar tau apa yang menjadi pilihanku. Wajar
sih, karena selama ini mereka belum pernah melihat aku mengenakan celana
panjang ke kantor. Dan jujur, aku memang tidak memiliki celana panjang yang
bisa aku gunakan untuk ke kantor. Meski sebenarnya, aku juga tidak anti celana,
aku masih cukup sering memakai celana panjang, tapi hanya di rumah, buat tidur
dan beraktivitas di dalam rumah saja, kalo keluar rumah aku bakal merangkapinya
dengan rok.
Aku merasa terikat
dengan rok ini sudah sejak beberapa lama. Terutama sejak aku memutuskan
berjilbab, aku merasa kurang pede jika memadu-padankan jilbab dengan celana,
meski bukan celana jeans, tetap saja menurutku kurang afdhol. Meski dulu aku belum bisa sepenuhnya menyingkirkan celana
dari lemari. Ketika awal kuliah pun, aku sempat mengenakan beberapa celana.
Tapi alhamdulillah, semakin naik tingkat kuliahnya, aku semakin bisa
mengenyahkan celana karena koleksi rok juga sudah bertambah ;)
Ada cerita manis mengenai
aku dan rok. Ketika masih kuliah, aku ada acara Visit Company dari kampus ke BEI di Jakarta dan perindustrian di
Bandung, karena ke Jakarta pastinya ada acara maen ke dufan. Jujur, menjelang
acara ke dufan aku sempet termenung, kenapa temen-temen pada ribet bertanya mau
pakai celana atau rok. Yakin, aku nggak ada sama sekali kepikiran buat pakai
celana. Aku mikirnya simple aja layaknya mau ke tempat wisata biasa. Aku sama
sekali tidak memikirkan rok bisa membatasi wahana-wahana yang bakal aku naiki. Aku
cukup tertegun saat hari H, terutama saat di gedung BEI, aku melihat banyak
teman dekatku yang memakai celana, bahkan celana jeans. Why? Tapi aku enggak
mau ambil pusing, sesampainya di dufan aku bersama salah satu teman dekatku pun
dengan pede dan tanpa beban langsung mengantri ke wahana jet coaster, saat
mengantri ini aku dapet SMS dari seseorang, isinya dia ngasi aku peringatan
supaya hati-hati dan jangan sembarangan pilih wahana karena aku pakai rok! Bener,
tebakan dia bener aku pakai rok.
![]() |
Penumpang jet coaster dijungkirbalikin semaunya >_< |
Duh! Aku sempet panik, melihat jet coaster yang sedang berjalan berisi para pengunjung dufan, aku baru kepikiran gimana dengan rok aku??? Pengirim SMS aja cowok bisa kepikiran, kenapa aku santai-santai aja dan keukeuh dengan rok aku.
Tapi Alhamdulillah,
aku inget, tenang, aku kan selalu pakai celana semacam legging untuk daleman.
Jadi meski rokku tersingkap, insyaAllah auratku tertutup celana. Dengan tenang
juga aku kabarkan tentang keadaanku pada si pengirim SMS supaya tenang.
Yah, tapi tetep saja
aku salah. Celana yang aku gunakan sebagai baju rangkap itu kan mirip legging,
ya membentuk kaki, mepet. Aku merasa risih sendiri dengan keadaanku waktu rok
terpaksa disingkap karena wahana yang aku naiki memaksa aku menyingkap rok. Semoga
Allah mengampuni kelalaianku. Ini jadi pelajaran penting buat aku, lain kali kalo maen ke tempat semacam dufan, aku harus pakai celana yang longgar untuk rangkapannya, biar aku bisa lebih
pede dan tentunya lebih aman.
Aku juga beberapa
kali menghela nafas melihat, mendengar atau sekedar mendengar dari orang,
tentang teman-temanku yang dulu semasa kuliah sudah tampak lebih suka pakai
rok, lalu saat kerja lebih suka mengenakan celana. Aku keheranan, kenapa ya? Apa
karena motor? Kok aku belum pernah merasa terbatasi karena rok ku, padahal motor yang
aku pakai juga bukan matic. Kenapa mereka bisa merasa terbatasi karena roknya?
Aku belum jago juga
naek motornya, tapi aku bisa nyaman-nyaman aja dengan rok. Asal rok-nya lebar
dan tentu aku tetep pakai celana panjang untuk rangkap.
Tapi, yasudahlah,
itu urusan mereka. Buat aku, rok atau gamis itu lah fashion yang paling tepat
buat wanita terutama muslimah, dengan rok akan jauh lebih melindungi dan
menambah anggun J
![]() |
rok manis :) |
Tak jawab yaaa.... sama sekali bukan karna motor, murni karna "merosotnya" kualitas diri aja >.<
BalasHapusMakanya siniiii kasih aku rok, biar aku semakin banyak opsi roknya :D
ahhihi, kamu ngerasa toh chayang?? :D
Hapusdibilangin, ga enak ngasi bekas, lagian aku gatau ukuran rok buat kamu, kalo kegedean piye jal?
Ooohh... gituuu??? milih kaos buat orang bisa pas tapi milih rok buat aku nggak bisa, gitu???!!! oke!!! :P :D
Hapushuahhhahahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa >_<
Hapusberdasarkan pengalaman nyari seragam buat kantor kemaren, lebih susah nyari bawahan chay dibanding atasan, yakin :))
Hai kak, belajar untuk selalu bisa menggunakan rok dan gamis butuh perjuangan nya, belum lagi kudu selalu pakai kaos kaki. tapi untung nya aku ada celana dan kaos kaki bergabung, jadi deh legging wudhu pelangi... tanpa ribet lepas pasang kaos kaki saat wudhu. ni mari...
BalasHapuslihat Legging Wudhu Pelangi
ini Legging Yang Syari