Rabu, 18 Desember 2013

aku dan rok

Kali ini aku mau bercerita yang teramat kurang penting, ini hanya sekedar uneg-uneg yang memenuhi ruang memory-ku, daripada sekedar jadi uneg-uneg yang terus saja mengendap dan mungkin bisa memenuhi ruanganku lebih baik aku buat tulisan saja, siapa tau bermanfaat. Hhehehe

Ceritanya pekan kemaren, tepatnya hari Jumat yang indah, aku dan beberapa staf kantor bertugas nyari seragam kantor. Agak berbeda dengan belanja seragam pada pekan sebelumnya, kali ini kami mencari bawahan jadi saja, bukan bahan yang masih harus dijahit. Sesampainya di pasar, kami pun bertanya pada salah satu penjual, apakah punya stok celana panjang bahan bukan jeans warna biru donker, dan layaknya transaksi jual-beli baju secara wajarlah, kami memilih-milih. Di sela aktivitas itu, salah satu temanku menanyakan apa penjualnya juga punya stok rok untuk kerja. Dan, bisa ditebak untuk siapa rok ini. Iya, benar, aku dipilihkan rok. Jadi, tanpa aku perlu meminta mereka tau, aku bakal memilih rok, meski yang lain pakai celana.

Ahai, ternyata orang-orang di sekitarku sudah benar-benar tau apa yang menjadi pilihanku. Wajar sih, karena selama ini mereka belum pernah melihat aku mengenakan celana panjang ke kantor. Dan jujur, aku memang tidak memiliki celana panjang yang bisa aku gunakan untuk ke kantor. Meski sebenarnya, aku juga tidak anti celana, aku masih cukup sering memakai celana panjang, tapi hanya di rumah, buat tidur dan beraktivitas di dalam rumah saja, kalo keluar rumah aku bakal merangkapinya dengan rok.

Aku merasa terikat dengan rok ini sudah sejak beberapa lama. Terutama sejak aku memutuskan berjilbab, aku merasa kurang pede jika memadu-padankan jilbab dengan celana, meski bukan celana jeans, tetap saja menurutku kurang afdhol. Meski dulu aku belum bisa sepenuhnya menyingkirkan celana dari lemari. Ketika awal kuliah pun, aku sempat mengenakan beberapa celana. Tapi alhamdulillah, semakin naik tingkat kuliahnya, aku semakin bisa mengenyahkan celana karena koleksi rok juga sudah bertambah ;)

Ada cerita manis mengenai aku dan rok. Ketika masih kuliah, aku ada acara Visit Company dari kampus ke BEI di Jakarta dan perindustrian di Bandung, karena ke Jakarta pastinya ada acara maen ke dufan. Jujur, menjelang acara ke dufan aku sempet termenung, kenapa temen-temen pada ribet bertanya mau pakai celana atau rok. Yakin, aku nggak ada sama sekali kepikiran buat pakai celana. Aku mikirnya simple aja layaknya mau ke tempat wisata biasa. Aku sama sekali tidak memikirkan rok bisa membatasi wahana-wahana yang bakal aku naiki. Aku cukup tertegun saat hari H, terutama saat di gedung BEI, aku melihat banyak teman dekatku yang memakai celana, bahkan celana jeans. Why? Tapi aku enggak mau ambil pusing, sesampainya di dufan aku bersama salah satu teman dekatku pun dengan pede dan tanpa beban langsung mengantri ke wahana jet coaster, saat mengantri ini aku dapet SMS dari seseorang, isinya dia ngasi aku peringatan supaya hati-hati dan jangan sembarangan pilih wahana karena aku pakai rok! Bener, tebakan dia bener aku pakai rok. 

Penumpang jet coaster dijungkirbalikin semaunya >_<
Duh! Aku sempet panik, melihat jet coaster yang sedang berjalan berisi para pengunjung dufan, aku baru kepikiran gimana dengan rok aku??? Pengirim SMS aja cowok bisa kepikiran, kenapa aku santai-santai aja dan keukeuh dengan rok aku.

Tapi Alhamdulillah, aku inget, tenang, aku kan selalu pakai celana semacam legging untuk daleman. Jadi meski rokku tersingkap, insyaAllah auratku tertutup celana. Dengan tenang juga aku kabarkan tentang keadaanku pada si pengirim SMS supaya tenang.

Yah, tapi tetep saja aku salah. Celana yang aku gunakan sebagai baju rangkap itu kan mirip legging, ya membentuk kaki, mepet. Aku merasa risih sendiri dengan keadaanku waktu rok terpaksa disingkap karena wahana yang aku naiki memaksa aku menyingkap rok. Semoga Allah mengampuni kelalaianku. Ini jadi pelajaran penting buat aku, lain kali kalo maen ke tempat semacam dufan, aku harus pakai celana yang longgar untuk rangkapannya, biar aku bisa lebih pede dan tentunya lebih aman.

Aku juga beberapa kali menghela nafas melihat, mendengar atau sekedar mendengar dari orang, tentang teman-temanku yang dulu semasa kuliah sudah tampak lebih suka pakai rok, lalu saat kerja lebih suka mengenakan celana. Aku keheranan, kenapa ya? Apa karena motor? Kok aku belum pernah merasa terbatasi karena rok ku, padahal motor yang aku pakai juga bukan matic. Kenapa mereka bisa merasa terbatasi karena roknya?
Aku belum jago juga naek motornya, tapi aku bisa nyaman-nyaman aja dengan rok. Asal rok-nya lebar dan tentu aku tetep pakai celana panjang untuk rangkap.

Tapi, yasudahlah, itu urusan mereka. Buat aku, rok atau gamis itu lah fashion yang paling tepat buat wanita terutama muslimah, dengan rok akan jauh lebih melindungi dan menambah anggun J

rok manis :)

5 komentar:

  1. Tak jawab yaaa.... sama sekali bukan karna motor, murni karna "merosotnya" kualitas diri aja >.<
    Makanya siniiii kasih aku rok, biar aku semakin banyak opsi roknya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ahhihi, kamu ngerasa toh chayang?? :D
      dibilangin, ga enak ngasi bekas, lagian aku gatau ukuran rok buat kamu, kalo kegedean piye jal?

      Hapus
    2. Ooohh... gituuu??? milih kaos buat orang bisa pas tapi milih rok buat aku nggak bisa, gitu???!!! oke!!! :P :D

      Hapus
    3. huahhhahahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa >_<

      berdasarkan pengalaman nyari seragam buat kantor kemaren, lebih susah nyari bawahan chay dibanding atasan, yakin :))

      Hapus
  2. Hai kak, belajar untuk selalu bisa menggunakan rok dan gamis butuh perjuangan nya, belum lagi kudu selalu pakai kaos kaki. tapi untung nya aku ada celana dan kaos kaki bergabung, jadi deh legging wudhu pelangi... tanpa ribet lepas pasang kaos kaki saat wudhu. ni mari...
    lihat Legging Wudhu Pelangi
    ini Legging Yang Syari

    BalasHapus