Selasa, 03 Desember 2013

ketika hari minggu-ku ilang

Rasanya pekan ini tiap bangun dari tidur, aku linglung, bingung ini hari apa, hari ini pun aku salah mengingat, aku kira sudah hari Kamis ternyata baru hari Rabu.

Yeah, ini efek aku kehilangan hari Minggu-ku, maaf aku sedang tidak ingin menyebutnya hari Ahad, karena aku merasa hari Ahad adalah hari yang menyenangkan.
Minggu kemaren aku lembur di kantor karena yang punya saham datang dan meminta laporan stock opname. aku merasa ini sangat menyiksa: HARI MINGGU-KU ILANG !!!
Dan jelas, ini sangat berdampak pada kehidupanku secara global, semua agendaku tercerai berai, hari Ahad yang biasa aku habiskan di rumah dengan keluarga kandas begitu saja, waktu buat nyetrika pun gak ada ini membuat aku gak pede pake baju seadanya, jadwal service motor pun mundur (lagi). Emang sih dari lembur ini aku dapet fee yang nilainya lumayan, jadi demi untuk mengganti waktu berhargaku, aku mau menggunakannya untuk membeli buku yang berguna, biar pengorbanan mahalku ini tak tampak sia-sia :’(

Pekan ini, aku benar-benar merasa begitu berharganya waktu dan liburan. Aku merasa sangat penat. Pengen segera ketemu tanggal merah lagi. Pengen liburan, pengen jajan sesukaku, dan kalo bisa (tapi rasanya sedang tidak memungkinkan) pengen maen ombak di pantai, aku butuh L.I.B.U.R.A.N..

Dan pikiran carut-marutku ini akhirnya terdampar pada memory obrolanku bersama beberapa teman kantor beberapa hari yang lalu. Salah satu temanku berbagi niatan baiknya, suatu hari kalo ada rejeki dia pengen sekali ngajak liburan anak-anak panti asuhan. Bukan liburan yang ‘wah’,berkunjung ke tempat rekreasi pada umumnya, semacam ke pantai atau sejenisnya. Idenya simple. Dia pengen ngajak anak-anak panti ke bioskop dan foodcourt, biar mereka merasakan gimana rasanya nonton dan jajan makanan di tempat demikian.

Tadinya aku pikir, apa sih manfaatnya mengajak anak-anak panti ke tempat demikian?
Setelah aku pikirkan, itu ide yang bagus. Terlalu maenstream memang jika memberi sumbangan ke panti asuhan berupa nasi kotak, peralatan sekolah, pakaian dan uang. Apalagi kalo Ramadhan, beuh..rasanya semua pada ngasi nasi kotak. Iya, memang mereka sangat butuh semua itu, tapi anak-anak panti juga sama seperti kita yang butuh akan hiburan dan liburan. Penat sekali rasanya jika kita terus dihadapkan pada rutinitas yang membunuh.
Akan tetapi, sumbangan yang aku bilang maenstream itu bukan berarti harus dihentikan, itu kebutuhan primer!
Jadi, selain ngasi sumbangan buat kebutuhan primer, kita yang diberi anugerah rejeki lebih perlu juga memikirkan kebutuhan sekunder mereka.

dan aku pun jadi berikrar pada diri sendiri.

Suatu saat juga, semoga Allah mengizinkan, aku pengen mengajak anak-anak panti liburan.
Semoga Allah memberi kesempatan, aamiin J

1 komentar:

  1. iya kalau wisata itu seneng yang gaseneng kulit langsung deh jadi item padahal susah banget buat mutihin kayak gini

    BalasHapus