Kamis, 14 Februari 2013

ini untuk mu, sepotong cerita kita


Kamu ingat pertama kita berjumpa?
Semoga ingatanku tidak buruk, yang aku ingat kita dipertemukan Allah untuk pertama kalinya di Lantai 3 Gedung B Fakultas Kedokteran kampus kita tercinta, sepertinya di hari terakhir Ta’aruf Universitas. Kita duduk di barisan belakang, aku, kamu dan seorang teman dari D3 saling bercerita tentang ta’aruf, dan dengan muka polosmu kamu bilang ini hari pertama mu ikut pekan ta’aruf.
Penampilan mu saat itu (maaf) sangat khas dari asalmu. Tapi yang nempel di otakku kala itu, kamu cukup menyenangkan, karena sangat ramah.

Lalu untuk beberapa lama (sementara), entah kita seperti agak terpisah, padahal waktu itu kita 1kelas, sama-sama duduk di E3. Aku “sibuk” dengan teman yang lain, kamu pun demikian. Akan tetapi, pada semester 2, Allah mendekatkan kita kembali, IPK kita nyaris sama, IPK yang bagus y untuk pembuka, dan qodarulloh menjelang semester 2 kita ngisi KRS barengan, seingetku waktu itu kamu ngisi KRS samaan dengan aku. Jadi, mau tak mau selama 1 semester kita jadi 1 kelas terus. Mau tak mau kita pun jadi lumayan deket. Dan kembali Allah semakin mempererat kita, kita kerja bareng di survey warga miskin, yah..meski kita beda area, tapi kita pernah saling membantu.

beberapa jejak langkah kita
Seiring berjalannya waktu, Allah memang berkehendak untuk kita selalu bersama menghabiskan waktu di kampus. U5, FSA, himmah, Solo dan Salatiga menjadi jejak kebersamaan kita.
Meski aku akui, selama itu kita tak sepenuhnya saling terbuka, tapi kita tetap dekat secara hati. Dan ternyata, Allah memang sebaik-baik Perencana, kamu yang pertama aku kenal di antara teman-teman yang lain, dan kamu juga lah secara fisik yang terakhir membersamaiku di lingkungan kampus.

Terimakasih sudah mengajak ku bermain ke rumah mu, subhanalloh, sungguh itu pengalaman yang berharga untuk aku, seumur hidupku baru sekali itu aku naik kapal :D

Terimakasih untuk serbuk jahenya, sangat bermanfaat untuk ku, aku merasa tersanjung sekali dengan setiap perhatian mu J
Terimakasih untuk urutan mu di Bandung, maaf aku menumpahkan minyak mu >_<
Terimaksih untuk setiap waktu yang telah kita lewati

Maaf untuk setiap salah dan khilafku, aku sangat menyesal pernah berkata-kata yang menyakitimu, sungguh aku tidak sengaja, niatku hanya bercanda, maaf untuk airmata yang telah menetes, maaf aku belum mampu menjadi teman yang baik.

Uia, terimakasih juga telah mengizinkanku memanggil mu “KIMBUL”

Setiap huruf yang terangkai menjadi kata dan terkumpul menjadi kata-kata ini tak mampu sempurna mewakili rasa dalam dada, menggambarkan setiap detik dan yang telah kita lewati dan meninggalkan jejak untuk dijadikan reminder setiap kenangan, bukan salah kata-kata dan huruf yang ada, akan tetapi semua karena keterbatasan ku saja..

Untuk setiap rindu yang datang membuncah,
Untuk setiap rangkaian kata rindu yang kukirimkan
Semua benar dan apa adanya
Semua ada di dalam dada
Akan tetapi, karena keterbatasan diri ini, aku belum bisa mewujudkan dalam nyata untuk menyelesaikan setiap rasa
Kucukupkan diri ini puas menyayangi dan merinduimu dengan untaian doa

*Waktu dhuha berselimut rindu di kota bersenyum