Rasa kangen menyergap hati, aku butuh menyembuhkan rasa
ini.
Sabtu, 23 February aku putuskan sebagai hari keberangkatanku untuk
menyelesaikan rasa yang menyiksa.
Meski waktu itu aku belum merencanakan mau
apa dan berkunjung ke mana saja. Setelah berkeliling kota sendiri untuk mencari
sesuatu, pukul 14.15 aku sudah berdiri di pinggir jalan untuk menyetop bis yang
bisa mengantarkanku ke Secang. Alhamdulillah, tak lama ada bis ukuran kecil. Sesampainya
di Secang, alhamdulillah ada bis jurusan Semarang yang sedang menunggu
penumpang. Pas banget lah, jadi aku tak perlu menunggu terlalu lama. Ah, tapi
ternyata bis penuh sangat, aku duduk di dekat sopir, bukan di bangku untuk
penumpang, ini tempat duduk darurat, beuhhh..panas. Sabar. Bersyukur masih bisa
duduk.
Perjalananku ini, tidak langsung menuju Semarang, aku
transit dulu di Ungaran. Meski dulu aku sering melewati daerah ini. Tapi aku
sedikit khawatir juga takut salah turun. Pukul 16.20, aku turun tepat di depan
Pos Polisi Pasar karang Jati, ketika turun dari bis, senyum kukembangkan, aku
melihat teman baikku sudah berdiri di Pos, menunggu kedatanganku. Ritual peluk
dan cipika-cipiki pun tanpa malu kami langsungkan. Tak lupa bernarsis sedikit.
;)
Karena lapar, sebelum ke kost Isty, kami mampir makan mie
ayam. Ah, sudah lama aku tak makan mie ayam. Hmmm..lumayan rasanya, apalagi
dalam keadaan lapar begini, seharian aku baru makan sekali, hanya sarapan. Kami
pun menghabiskan mie ayam sembari bercerita tentang kabar teman-teman.
Selese makan, kami pun bergegas menuju kost. Aku menemukan
ada yang unik di Ungaran ini. Angkutan umum di sini berplat hitam, dan
bentuknya pun seperti mobil pribadi. Ah, aku tak bisa membedakannya dengan
mobil pribadi.
Baru duduk sebentar, angkutan yang kami tumpangi sundah
sampai di depan kost. Yah, memang jaraknya dekat, jadi tak ada pilihan, aku pun
turun.
Lagi-lagi di kost, kami banyak menghabiskan waktu untuk
bercerita. Banyak sekali cerita yang tercerita (hancur deh, diksi gue). Di
sela-sela cerita isty menawariku jahe susu, tentu saja aku mau. Kami pun ke
dapur untuk membuatnya sendiri. Ah, luar biasa. Aku menahan sekuat mungkin air
mata yang sebenarnya pengen banget menetes. Aku benar-benar menemukan keluarga
baru saat kuliah, aku mendapatkan teman-teman yang begitu perhatian. Mereka hafal
kesukaanku, aku suka wedang susu jahe, sangat suka tepatnya. Segelas susu jahe pun
sukses tersaji untukku. Aku menyesapnya sedikit-demi sedikit. Menikmati kehangatan
jahe, mengurangi sedikit penat dan pusingku. Lalu aku teringat dengan urutan
Isty, dia jago ngurut. Aku bercurhat, kepalaku sedikit pening dan sepertinya
leherku butuh urutan. Dia pun tak kuasa menolak permintaanku :D
Beberapa menit kemudian, aku menikmati urutan tangannya.
Karena aku merasa urutannya kali ini belum sukses meredakan peningku, dia
menawarkan kerokan. Aku terima saja. MasyaAllah, ternyata merah sekali
hasilnya. Sepertinya aku benar-benar masuk angin. Karena sudah larut dan kami
nggak mau rencana berangkat pagi-pagi ke Semarang gagal, kami pun melelapkan
diri.
Pukul 07.15 kami berangkat dari kost, payah, molor
15menit dari rencana. Sebelum meluncur ke kota sejuta kenangan. Kami mampir ke
pasar untuk menikmati sarapan, pilihan jatuh pada soto kuwali. Di tempat makan
cukup ramai dengan pengunjung. Setelah kenyang, kami pun naik bis Ramayana
jurusan ke Semarang.
Semarang saia siap memeluk keangkuhanmu :*