Rabu, 27 Februari 2013

Menuju Semarang (1)


Rasa kangen menyergap hati, aku butuh menyembuhkan rasa ini.
Sabtu, 23 February aku putuskan sebagai hari keberangkatanku untuk menyelesaikan rasa yang menyiksa.
Meski waktu itu aku belum merencanakan mau apa dan berkunjung ke mana saja. Setelah berkeliling kota sendiri untuk mencari sesuatu, pukul 14.15 aku sudah berdiri di pinggir jalan untuk menyetop bis yang bisa mengantarkanku ke Secang. Alhamdulillah, tak lama ada bis ukuran kecil. Sesampainya di Secang, alhamdulillah ada bis jurusan Semarang yang sedang menunggu penumpang. Pas banget lah, jadi aku tak perlu menunggu terlalu lama. Ah, tapi ternyata bis penuh sangat, aku duduk di dekat sopir, bukan di bangku untuk penumpang, ini tempat duduk darurat, beuhhh..panas. Sabar. Bersyukur masih bisa duduk.

Perjalananku ini, tidak langsung menuju Semarang, aku transit dulu di Ungaran. Meski dulu aku sering melewati daerah ini. Tapi aku sedikit khawatir juga takut salah turun. Pukul 16.20, aku turun tepat di depan Pos Polisi Pasar karang Jati, ketika turun dari bis, senyum kukembangkan, aku melihat teman baikku sudah berdiri di Pos, menunggu kedatanganku. Ritual peluk dan cipika-cipiki pun tanpa malu kami langsungkan. Tak lupa bernarsis sedikit. ;)
Karena lapar, sebelum ke kost Isty, kami mampir makan mie ayam. Ah, sudah lama aku tak makan mie ayam. Hmmm..lumayan rasanya, apalagi dalam keadaan lapar begini, seharian aku baru makan sekali, hanya sarapan. Kami pun menghabiskan mie ayam sembari bercerita tentang kabar teman-teman.

Selese makan, kami pun bergegas menuju kost. Aku menemukan ada yang unik di Ungaran ini. Angkutan umum di sini berplat hitam, dan bentuknya pun seperti mobil pribadi. Ah, aku tak bisa membedakannya dengan mobil pribadi.
Baru duduk sebentar, angkutan yang kami tumpangi sundah sampai di depan kost. Yah, memang jaraknya dekat, jadi tak ada pilihan, aku pun turun.

Lagi-lagi di kost, kami banyak menghabiskan waktu untuk bercerita. Banyak sekali cerita yang tercerita (hancur deh, diksi gue). Di sela-sela cerita isty menawariku jahe susu, tentu saja aku mau. Kami pun ke dapur untuk membuatnya sendiri. Ah, luar biasa. Aku menahan sekuat mungkin air mata yang sebenarnya pengen banget menetes. Aku benar-benar menemukan keluarga baru saat kuliah, aku mendapatkan teman-teman yang begitu perhatian. Mereka hafal kesukaanku, aku suka wedang susu jahe, sangat suka tepatnya. Segelas susu jahe pun sukses tersaji untukku. Aku menyesapnya sedikit-demi sedikit. Menikmati kehangatan jahe, mengurangi sedikit penat dan pusingku. Lalu aku teringat dengan urutan Isty, dia jago ngurut. Aku bercurhat, kepalaku sedikit pening dan sepertinya leherku butuh urutan. Dia pun tak kuasa menolak permintaanku :D
Beberapa menit kemudian, aku menikmati urutan tangannya. Karena aku merasa urutannya kali ini belum sukses meredakan peningku, dia menawarkan kerokan. Aku terima saja. MasyaAllah, ternyata merah sekali hasilnya. Sepertinya aku benar-benar masuk angin. Karena sudah larut dan kami nggak mau rencana berangkat pagi-pagi ke Semarang gagal, kami pun melelapkan diri.

Pukul 07.15 kami berangkat dari kost, payah, molor 15menit dari rencana. Sebelum meluncur ke kota sejuta kenangan. Kami mampir ke pasar untuk menikmati sarapan, pilihan jatuh pada soto kuwali. Di tempat makan cukup ramai dengan pengunjung. Setelah kenyang, kami pun naik bis Ramayana jurusan ke Semarang.

Semarang saia siap memeluk keangkuhanmu :*