“Saya pilih pria yang
saya cintai dan mencintai saya sepenuh hati.”
“Ya, idealnya emang gitu Mbak, tapi dunia ini nggak bisa kaya’ gitu.”
“Tapi, ada kan Pak,
yang kaya’ gitu?”
“Emang ada, Mbak. Tapi 1001. Karena Mbak wanita, yang kelak akan
dinafkahi seorang pria, lebih baik Mbak memilih yang mencintai Mbak sepenuh
hati, entar pada akhirnya rasa cinta juga datang. Kalo Mbak memilih pria yang
Mbak cintai, belum tentu cinta akan bertahan lama. Yang namanya wanita, kalo
uda dipenuhi nafkah lahir batin, pasti entar pada akhirnya bakal luluh.
Sedangkan kalo pria menikah dengan wanita yang tidak dicintainya, susah itu
Mbak, karena pria yang berkewajiban cari nafkah. Pria akan semangat ketika
mencari nafkah untuk seseorang yang dicintainya.”
Itulah potongan
perbincanganku dengan seorang sopir taksi. Well, aku emang uda sering denger
nasehat buat seorang wanita, “Jika ada 2
pria yang membuat galau dirimu, yang satu pria yang kamu cintai dan yang
satunya pria yang mencintaimu sepenuh hati, maka pilihlah pria yang mencintaimu
sepenuh hatimu.”. Meski kadang aku sepakat dengan nasehat itu, tapi hatiku
tetap berontak. Ketika aku harus menjawab pertanyaan, aku akan menjawab
pertanyaan dengan jawaban yang nggak sesuai. Ya, karena harapanku demikian. Aku
ingin memiliki seorang yusuf yang mencintaiku dan kucintai dengan sepenuh hati.
Dalam otakku, seorang
wanita juga sangat berhak mendapatkan pasangan yang ia cintai sepenuh hati,
karena wanita akan mengabdi pada suami dan wajib melayaninya dengan sepenuh
hati. Dalam benakku akan sangatlah sulit bagi seseorang yang melayani tanpa
rasa cinta, mungkin memang bisa, tapi pastilah beda. Akan tetapi, perlu dicatat
dengan capslock dan bold: CINTA ITU BISA
DIUPAYAKAN, DAN SEORANG ISTRI WAJIB MENGUPAYAKAN CINTA UNTUK SUAMINYA
Istri sholihah, wajib
melakukannya. Tak ada 1 alasan apa pun yang dapat membenarkan seorang istri
tidak melakukannya, kecuali alasan yang dibenarkan secara syar’i tentunya.
Hmm..dalem yach aku
bicaranya? Ya, semoga kelak aku bisa jadi istri sholihah untuk yusufku.
O iya, ngomongin yusuf,
kalo yang belum tau mungkin mengira aku menyebut nama seseorang. Padahal bukan.
Nama yusuf aku gunain buat menyebut calon suamiku, calon bapak dari anak2ku
kelak, jangan berfikir aku uda punya seorang calon suami yang pasti, yang uda
datang ke rumahku untuk meminangku. Aku umumkan: BELUM. Saat ini, yusufku belum datang.
Kenapa aku memakai nama
YUSUF ??? apa karena aku mensyaratkan calon yusufku harus berparas tampan
layaknya Nabi Yusuf ‘alaihi salam ???
TIDAK. Sama sekali
TIDAK. Jawabannya, KARENA NAMAKU ZULAICHAH.
Tentang kriteriaku, aku
hanya berharap dia memiliki iman,
aqidah dan akhlak yang benar dan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar