Duduk manis di belakang sebuah meja, mata tertuju pada layar monitor,
ruangan tertata rapi, udara segar karena AC, berjajar dokumen-dokumen keuangan
dalam sebuah rak yang bersandar pada dinding ruangan..
Hmm..mungkin kurang lebih seperti
itulah gambaran tempat kerja yang diimpikan oleh banyak orang, terutama
buat orang-orang yang sedang menempuh pendidikan atau maaf oleh orang yang
terpaksa berprofesi sebagai pekerja kasar/buruh.
Tak jauh berbeda dengan aku, aku
pun sempat punya impian demikian. Menjadi orang kantoran, kerja dengan pakaian
rapi dan duduk manis dalam ruangan ber-AC.
Alhamdulillah, aku diberi
kesempatan oleh Sang Pemilik kehidupanku. Terhitung sejak 26 Maret 2012, dengan
bermodalkan SKL (saat itu aku belum mendapat ijazah karena belum wisuda) dan
sertifikat Brevet Pajak aku bisa mulai bekerja di sebuah perusahaan plywood di
kota kelahiranku, perusahaan tempatku bekerja berkantor pusat di Jakarta,
penjualan produk ke lokal dan export. Aku kerja dengan posisi sebagai accounting assistent. Tugasku layaknya
seorang accounting, membuat laporan keuangan, otomatis setiap hari aku harus
duduk manis “bermain” dengan angka-angka di layar monitor.
Huft, awalnya aku merasa enjoy banged. Gimana nggak, job-ku sesuai dengan pendidikanku, tak
jauh bedalah dengan materi kuliah. Bedanya dengan lab akuntansi di kuliah
adalah TRANSAKSI DI DUNIA NYATA JAUH LEBIH BANYAK..hhehe..
Belum habis 3bulan sebagai masa
trainingku. Aku sudah diberi form untuk membuat rekening gaji di bank dan
pendaftaran jamsostek, itu artinya kontrak kerjaku akan diperpanjang.
Seharusnya aku senang dengan hal itu. Tapi aku justru merasa galau merayapi
hati. Kenapa??? Bukannya aku gak mau bersyukur. Aku sangat bersyukur dengan
rezeki ini. Akan tetapi, jujur aku gak mau terus menerus kerja seperti ini. Aku
punya cita-cita lain. Cita-cita utamaku adalah menjadi SEORANG IBU, tentunya
menjadi seorang istri terlebih dahulu.
Yah, aku berharap kelak jika
yusuf-ku telah datang menjemputku dan menjadikan aku sebagai ratu di hatinya.
Aku ingin menjadi IBU RUMAH TANGGA. Bukannya aku malas bekerja. Tapi aku ingin
membesarkan anak-anak kami sendiri, aku tak ingin meninggalkan buah hati kami
terlalu lama dengan bekerja di kantor. Sekalipun aku memang harus bekerja, aku
ingin bekerja membantu usaha suamiku.. :)