Kamis, 24 Mei 2012

Sejumput Asaku


Duduk manis di belakang sebuah meja, mata tertuju pada layar monitor, ruangan tertata rapi, udara segar karena AC, berjajar dokumen-dokumen keuangan dalam sebuah rak yang bersandar pada dinding ruangan..

Hmm..mungkin kurang lebih seperti itulah gambaran tempat kerja yang diimpikan oleh banyak orang, terutama buat orang-orang yang sedang menempuh pendidikan atau maaf oleh orang yang terpaksa berprofesi sebagai pekerja kasar/buruh.

Tak jauh berbeda dengan aku, aku pun sempat punya impian demikian. Menjadi orang kantoran, kerja dengan pakaian rapi dan duduk manis dalam ruangan ber-AC.

Alhamdulillah, aku diberi kesempatan oleh Sang Pemilik kehidupanku. Terhitung sejak 26 Maret 2012, dengan bermodalkan SKL (saat itu aku belum mendapat ijazah karena belum wisuda) dan sertifikat Brevet Pajak aku bisa mulai bekerja di sebuah perusahaan plywood di kota kelahiranku, perusahaan tempatku bekerja berkantor pusat di Jakarta, penjualan produk ke lokal dan export. Aku kerja dengan posisi sebagai accounting assistent. Tugasku layaknya seorang accounting, membuat laporan keuangan, otomatis setiap hari aku harus duduk manis “bermain” dengan angka-angka di layar monitor.

Huft, awalnya aku merasa enjoy banged. Gimana nggak, job-ku sesuai dengan pendidikanku, tak jauh bedalah dengan materi kuliah. Bedanya dengan lab akuntansi di kuliah adalah TRANSAKSI DI DUNIA NYATA JAUH LEBIH BANYAK..hhehe..

Belum habis 3bulan sebagai masa trainingku. Aku sudah diberi form untuk membuat rekening gaji di bank dan pendaftaran jamsostek, itu artinya kontrak kerjaku akan diperpanjang. Seharusnya aku senang dengan hal itu. Tapi aku justru merasa galau merayapi hati. Kenapa??? Bukannya aku gak mau bersyukur. Aku sangat bersyukur dengan rezeki ini. Akan tetapi, jujur aku gak mau terus menerus kerja seperti ini. Aku punya cita-cita lain. Cita-cita utamaku adalah menjadi SEORANG IBU, tentunya menjadi seorang istri terlebih dahulu.

Yah, aku berharap kelak jika yusuf-ku telah datang menjemputku dan menjadikan aku sebagai ratu di hatinya. Aku ingin menjadi IBU RUMAH TANGGA. Bukannya aku malas bekerja. Tapi aku ingin membesarkan anak-anak kami sendiri, aku tak ingin meninggalkan buah hati kami terlalu lama dengan bekerja di kantor. Sekalipun aku memang harus bekerja, aku ingin bekerja membantu usaha suamiku.. :)