Jiaaaaaahhh, berat banged yach aku ngambil judul?
Tapi jangan buru2 pergi, apa yang akan aku paparkan di sini
nggak kaya’ materi kuliah. Meski sebenarnya dunia pasti sepakat bilang “Wajar, kok”, kalo aku mbahas tuntas
terkait laporan keuangan, coz label di blog ini aja uda tertulis dengan
indahnya “Accounting”. Tapi beneran, aku nggak bakal mbahas soal cara menjurnal, memposting, dan
membuat laporan L/R dan Neraca.
Begini, saat di bangku kuliah, kita (mahasiswa akuntansi)
pasti uda dapet materi mengenai MANFAAT LAPORAN KEUANGAN. Apalagi untuk
mahasiswa tingkat akhir, aku yakin uda hafal di luar kepala (harusnya..) karena
ini masuk dalam materi di ujian PENDADARAN (khususnya di kampusku,nah lho..).
Sssssttttt... jujur, dulu jaman aku kuliah, aku nggak hafal,
hhehe.. *akhirnya ngaku*
Trus knapa sekarang aku mbahas manfaat laporan keuangan???
Pasti itu yang ada dalam pikiranmu.
Aku jawab, coz sekarang, setelah aku terjun ke dunia nyata
(dunia kerja-read), aku baru tau
manfaat dan teramat pentingnya sebuah laporan keuangan buat perusahaan,
terutama bagi owner atau stock holder. Dulu pikiranku malah parah tingkat dewi,
“Buat apa sih perusahaan bayar mahal2
jasa accounting atau auditor???”, padahal waktu itu statusku adalah
mahasiswa akuntansi, yang dipersiapkan buat jadi accounting atau auditor.. :D
Sebelum membahas manfaatnya, kita inget2 dulu tujuan dibuatnya
laporan keuangan, yakni sebagai pertanggungjawaban
manajemen kepada para owner atau stock holder. Buat gampangnya, kita
posisikan diri sebagai owner sebuah perusahaan, kita ngeluarin modal (yang
tentunya nggak sedikit, kalo perusahaannya gede). Sebagai pemilik modal,
pastinya kita mau dapet untung dan amat sangat nggak ikhlas kalo uang yang kita
suntikkan ke perusahaan digunakan semena-mena atau bahkan dikorupsi. Kita
pastinya pengen tau dum, buat apa aja uang kita??? Nah, dari Laporan Keuangan
inilah kita bisa tau aliran dana kita, kalo istilah akuntansinya ARUS KAS. Kita
juga pastinya pengen tau usaha kita tu dapet untung atau nggak, kalo untung
dapet berapa, ini dapet kita peroleh infonya dari LAPORAN LABA RUGI. Trus, kita
juga pengen ngerti kekayaan dan besarnya hutang (kalo ada) dari perusahaan kita
tu ada berapa, nah..info ini ada di NERACA.
Ah,
berarti nggak harus orang dengan gelar SE yang bikin Laporan Keuangan?
Mungkin banyak yang punya opini demikian. Kalo kataku, “Iya, emang bisa”. TAPI, asal orang yang
diminta bikin Laporan Keuangan paham pengeposan biaya, bisa me-logika-kan debit
kredit. Tanpa ada maksud mengkerdilkan siapa pun, gelar Akuntan menurutku nggak
terlalu penting, ngabisin biaya dan waktu kalo tujuannya sekedar pengen
kerja jadi accounting di suatu perusahaan. Kecuali dia punya tujuan jelas untuk
masa depannya, yakni mendirikan sebuah KAP. Malah kalo kataku, mending langsung
jadi junior auditor dulu di sebuah KAP, baru entar kalo uda ada waktu terusin
deh pendidikannya.
Dari yang aku lihat dan dengar dari sekitar, tingginya
pendidikan formal itu tidak dapat menjamin kualitas seorang akuntan, sedangkan
pengalaman kerja itu menurutku yang lebih tepat untuk dijadikan indikator
mengukur kualitas seorang akuntan. Karena..entah faktor apa, aku nggak mau
berspekulasi, teori dan praktek itu BERBEDA. Apalagi bagi yang menempuh S2,
fiuuuuuuuhhhhh..sayang deh, kalo sekedar pengen kerja jadi accounting
perusahaan.Hmm..tapi ini murni pendapat pribadiku, aku harap nggak ada yang
tersinggung. Aku berfikir seperti ini karena melihat keadaan sekitar aja,
secara blak-blakan atasanku pernah bercerita, beliau pernah punya staf dengan
gelar SE, Akt, tapi diminta menjurnal aja salah2. Jadi jangan heran kalo liat BANYAK
pengumuman lowongan kerja dengan syarat: BERPENGALAMAN DI BIDANGNYA MINIMAL
1TAHUN! Sekali lagi aku tegasin, ini murni pendapat pribadiku, semua kembali
pada tujuan individu, yang perlu dicatet: Rezeki seseorang itu tidak tergantung pada
tinggi-rendahnya gelar seseorang, apalagi tinggi-rendahnya IPK!
Wawww.. kenapa aku malah mbahas pendidikan ini, kembali ke
Laporan Keuangan yuk?
Okey, sekarang to the
point aja, manfaat utama dari
Laporan Keuangan adalah sebagai alat bantu/pertimbangan dalam mengambil
keputusan ekonomis. Jangan berpikir sempit dalam mencerna kata2 ini.
Keputusan ekonomis ini bukan sekedar masalah laba/rugi atau mau diapakan uang
yang ada. Keputusan dalam perusahaan itu sangat banyaaaaaakkk. Bahkan dengan
melihat catatan keuangan, kita juga dapat menilai kinerja staf, terutama staf
yang langsung berhubungan dengan uang. Pesona uang itu sangad BERBAHAYA. Nggak
percaya??? Buktinya tuh hampir tiap waktu di acara berita diexpose tentang
kasus korupsi. Dan yang terpenting, laporan keuangan sangat bermanfaat untuk mengetahui posisi perusahaan, perusahaan gi dalam keadaan oke atau sebaliknya..
*sekian dulu yach ;)