Rabu, 07 November 2012

stress kah saia ???


Aku sering merasa tiba2 demam saat menghadapi sesuatu, dan dari hasil googling artikel terkait stress dan pengaruhnya pada tubuh, aku menemukan artikel yang cukup menarik dari http://www.rumahsakitkemayoran.com/.

Dr. Hans Selye, seorang bapak penemu teori tentang stress, mendefiniskan stress sebagai suatu respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan yang dibuatnya. Kebutuhan tersebut dapat berupa ancaman, tantangan atau setiap macam perubahan yang mengharuskan tubuh untuk beradapatasi. Stress normal ada untuk membuat penampilan dalam menjalani kehidupan ini menjadi wajar dan disebut “eustress”, namun kalau menjadi lebih buruk disebut “distress”, jenis stress inilah menyebabkan kemarahan atau membuat kondisi sakit.
Manifestasi gejala stress:
1.  Fisik
Kelelahan, sakit kepala, insomnia, otot nyeri, jantung berdebar, kulit wajah/muka memerah
(aku ambil yang sesuai dengan keadaanku)
2.  Psikis
Daya ingat dan konsentrasi menurun, jiwa terasa hampa, kebingungan dan kehilangan daya untuk menikmati humor
3.  Emosional
Kekecewaan yang berlebihan, ketakutan, cemas berlebihan
4.  Perilaku
Kegugupan terlihat, nafsu makan dan minum meningkat, cengeng

Nah, sekarang mari kita analisis apa yang sedang terjadi pada tubuhku, mengapa aku bisa merasa demam tiba2.
Pagi ini, aku merasa suhu tubuhku meningkat dan pening di ubun2, nafsu makanku sejak kemaren buruk sekali, kemaren saja aku hanya 1x makan nasi, itu pun hanya sedikit, jatah dari kantor tidak aku habiskan. Padahal aku merasa tubuhku sebelumnya dalam keadaan fit, bahkan flu pun tidak
Apa benar aku stress?
Aku tak tau pasti, aku merasa pikiranku tenang, aku sedang tidak dalam keadaan galau. Biasa aja. Akan tetapi, memang aku sedang menghadapi suatu masalah yang aku buat sendiri.
Jadi, bila peningku ini benar karena akibat sebenarnya psikis-ku sakit. Tanpa aku sadari di alam bawah sadar sana aku merasa stress atau sakit.
Maka berarti, sebenarnya aku nggak rela dengan semua ini.
Maaf ya, ternyata aku tak mampu untuk mencegahnya, seandainya hati-tubuh dan keinginanku ini bisa berekspresi, mungkin mereka akan menyenandungkan lagu Cakra harus terpisah:

Ku berlari, kau terdiam, ku menangis, kau tersenyum
Ku berduka, kau bahagia, ku pergi, kau kembali
Ku mencoba meraih mimpi, kau coba tuk hentikan mimpi
Memang kita takkan menyatu

Sekali lagi, aku minta maaf yach..

*ini kutulis dalam keadaan berteman pening