Selasa, 01 November 2011

Aku dan Ramadhan 1427H

Ramadhan 1427H sangat berkesan untuk aku. Ramadhan itulah yang menjadi Ramadhan yang sangat layak ditulis dengan tinta emas dalam sejarah hidupku, karena pada Ramadhan itulah aku mulai memenuhi kewajibanku sebagai seorang muslimah, yakni BERJILBAB. Meski mungkin dulu tidak serta merta aku berjilbab dengan baik, jilbab yang pertama-tama aku kenakan pun tidak lebar. Hidayah yang aku dapatkan ini pun tidak serta-merta, semudah membalikkan telapak tangan.

Aku bisa dikatakan Islam sejak lahir, tapi Islam-ku hanyalah Islam karena keturunan layaknya kebanyakan umat Islam yang ada di negeri ini. Bisa dikatakan Islam KTP-lah. Dulu aku mengerjakan ibadah, hanya karena orang tua mengajarkan seperti itu. Aku shalat karena aku selalu diingatkan untuk shalat. Meski sejak kelas 1 SD aku sudah menjalankan puasa penuh 1hari sampai maghrib, tapi aku lakukan karena orang tua, aku ingin jadi anak yang bisa dibanggakan orang tua, tidak lebih. Membaca Al-Quran pun aku lakukan karena aku diwajibkan orang tua untuk membaca Al-Quran setiap hari seusai shalat maghrib. Islam hanya aku kenali dari apa yang diminta, dilakukan dan diajarkan oleh orang tua.

Saat test semester di kelas X SMA, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, ada soal kurang lebih begini, “Tulis terjemah dan kandungan ayat dari QS. An-Nur: 31 dan QS. Al-Ahzab: 59!”. Aku tidak bisa mengerjakannya, pikiranku blank. Setauku, itu tidak ada di materi yang diajarkan guru di kelas. Padahal sebelum-sebelumnya aku belum pernah merasa kesulitan dalam mengerjakan soal pelajaran PAI, karena menurutku materi pelajaran PAI mudah dipahami. Tapi waktu itu, aku benar-benar merasa kesulitan. Pikirku waktu itu, “Gila, masa’ aku disuruh ngapalin terjemahan Al-Quran..

Setelah mengerjakan test, di luar ruangan kelas aku ngobrol sama teman-teman tentang soal yang tadi kami kerjakan. Ternyata mereka juga nggak bisa ngerjain. Kemudian kami pergi ke perpustakaan, di sana kita iseng tanya ke petugas perpustakaan yang berjilbab lebar tentang soal tadi, pikirku sekalian nge-test orang. Kami terkejut, beliau memberikan jawaban pasti, “Itu kan ayat tentang kewajiban berjilbab untuk wanita muslim”.Tapi aku tidak bisa percaya begitu saja. Aku penasaran, lalu di lain waktu aku coba chek jawaban tersebut. Aku membuka Al-Quran terjemahan yang tersedia di kelas. Jawaban petugas perpustakaan tersebut ternyata benar. Subhanalloh!

Sejak saat itu aku mulai tertarik membaca-baca Al-Quran terjemah. Menarik dan puitis sekali kata-katanya, hanya itu yang dulu menempel dalam otakku. Aku membaca dan menikmati setiap kata-kata dalam Al-Quran layaknya aku membaca novel atau puisi hasil karya orang. Kemudian tak lama, tanpa sengaja aku membaca soal dan jawaban test PAI kelas XI, ada pertanyaan yang cukup mengena di hatiku, “Sebut dan jelaskan sumber hukum Islam”, uraian jawaban berinti bahwa Al-Quran dan Hadist merupakan sumber hukum Islam yang wajib dijadikan dasar untuk memutuskan sesuatu, sebagai umat Islam harus memahami Al-Quran dan Hadist untuk bisa menjadi umat yang baik. Aku mulai menyadari kejahiliahanku, betapa kurangnya ilmu agamaku, bahkan mungkin aku bisa dikatakan belum mengenal agamaku. Aku belum mengerti konsekuensi atas syahadat yang telah kuucap. Imanku masih abangan.


Naik ke kelas XI, alhamdulillah aku berteman dengan kawan-kawan yang baik. Semangatku untuk ngaji dan mencari ilmu agama meningkat. Ketika ada teman yang mengajak ku pergi ke kajian, aku langsung berantusias. Jarak dan waktu tak menjadi pertimbangan buatku, yang ada dalam pikiranku saat itu hanyalah: AKU INGIN MENJADI MUSLIMAH.
Ramadhan 1427H, akhirnya aku memantapkan diri untuk mengenakan jilbab. Alhamdulillah, keluarga menyambut baik niatanku.. dan hingga saat ini, alhamdulillah Allah senantiasa menjaga diri ini dan semoga aku bisa istiqomah...aamiin :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar