Rabu, 24 April 2013

Belajar dari yang tampak sederhana


Beberapa kali aku membaca kisah mengharukan di facebook penuh makna pembelajaran hidup dari orang-orang (maaf) sederhana. Di antaranya adalah tentang Bapak Tua Penjual Amplop (baca di sini)  dan tentang Bapak Tukang Sampah (baca di sini), mereka terus bekerja, mereka tak mau meminta-minta (mengemis).

Aku selalu merasa terharu dan kadang sampai menitikkan air mata. Perih membacanya. Setiap kali membacanya, aku berjanji pada diri aku tak akan pernah membiarkan orang tuaku mengalaminya. Dan semoga nggak akan pernah terjadi.

Dan ternyata, cerita mengharukan yang aku baca akhirnya aku temui di depan mataku. Mungkin lebih dari 2kali, tapi dulu aku belum menyadarinya saja. Untuk saat ini aku menyimpan 2 sosok mengagumkan dalam otakku.

Yang pertama, aku temui saat aku liburan ke Pulau Panjang. Di Pulau itu, atas kehendak Allah aku bertemu dengan seorang bapak penjual es lilin. Maaf, tadinya aku kira bapak itu pengemis. Aku benar-benar menyesal atas prasangka pertama melihat bapak itu.

Bapak Penjual Es Lilin di Pulau Panjang-Jepara
Bapak itu menyapa sopan saat aku dan temanku berjalan menyusuri hutan pulau. Aku menjawabnya dengan sambil lalu. Setelah beberapa langkah melewatinya, baru aku tersadar, bapak itu menawarkan es lilin, aku pun mundur dan menghampiri beliau. Aku putuskan untuk membeli es lilin bapak itu.

Dan yang kedua, aku temui di kotaku sendiri. Di hari libur kerja (Ahad), aku pernah jalan-jalan sendiri ke pusat kota, alun-alun kota. Aku benar-benar sendiri. Selesai makan batagor, aku berjalan menuju tempat parkir dan atas kehendak Allah mataku tertuju pada sosok bapak tua penjual balon. Bapak itu tampak sudah sangat renta. Aku teringat pada kakek ku yang sudah meninggal saat melihat beliau.

bapak penjual balon di alun-alun kotaku
MasyaALLAH, sungguh kedua sosok yang aku temui ini sangat mulia dibanding anak muda saat ini. Tak jarang aku melihat pemuda yang jauh lebih kuat secara fisik justru memilih menjadi pengamen, yang sejatinya sama saja dengan meminta-minta. Padahal Rasulullah telah menyampaikan, “Sungguh seseorang dari kalian mengambil talinya lalu membawa seikat kayu bakar di atas punggungnya, kemudian ia menjualnya sehingga dengannya Allah menjaga wajahnya (kehormatannya), itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada orang lain, mereka memberinya atau tidak memberinya” (Shahih Bukhari no.1471, 2075)

Semoga Allah melapangkan rezeki untuk orang-orang seperti 2 sosok yang pernah aku temui itu, aamiin
Pesanku untuk teman-teman, bantu orang-orang seperti itu dengan membeli dagangan mereka, :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar